Sukses

Menggali Potensi Desa Gadungan dari Sisi Ekonomi sampai Wisata

Desa Gadungan akan menjadi desa wisata yang dampaknya pasti akan menjadi sangat besar bagi semua sektor yang ada.

Liputan6.com, Jakarta - Adanya pembatasan sosial terkait adanya pademi Covid 19, tidak menyurutkan para aparatur negara dari beberapa kementerian dan lembaga negara yang tengah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN).

Acara diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) melakukan Visitasi Kepemimpinan Nasional (VKN) yang diadakan secara online. Berlangsung pada 22 April 2020, visitasi yang dilakukan para peserta PKN II Angkatan VII Tahun 2020 dan digelar dalam bentuk Focus Group Discusion (FGD) menggunakan video conference ini untuk Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

FGD yang dilakukan dalam upaya menggali potensi desa untuk mengembangkan perekonomian masyarakat Desa Gadungan ini dipandu oleh Ketua Kelompok PKN II Angkatan VII Tahun 2020, Dr. Drs. Amran A.P.,M.T.

Sementara beberapa narasumber yang berada di Kabupaten Blitar, adalah Kepala Desa Gadungan Dhydiet Setya Budhy, SPd; Camat Gandusari Bambang Setiadji, SE. M.Si; Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Blitar Lina Widyawati, serta Ketua BUMDes Mulia Abadi Suliadi.

Diskusi dibuka oleh Ir Suharyoto MS selaku pendamping kelompok mewakili LAN RI dengan memperkenalkan peserta dan menjelaskan tujuan visitasi yakni untuk memotret berbagai masalah terkait dengan tema VKN II-VII dengan fokus pada pembangunan desa. 

Ia berharap melalui diskusi ini peserta PKN dapat melakukan klarifikasi dan penajaman data serta informasi yang sudah dikumpulkan sebelumnya untuk bisa memberikan rekomendasi yang bermanfaat.

Menggali Potensi dan Aset Desa Gadungan

Dalam video conference tersebut Kepala Desa Gadungan, Dhydiet Setya Budhy, SPd menceritakan kondisi Desa Gadungan yang terdiri dari 7 Dusun dan setiap dusun dibatas oleh jurang dan sungai sehingga tidak merupakan dataran yang luas. “Topografi ini menjadi potensi wisata alam yang indah.

“Banyak yang iri dengan kondisi alam Desa Gadungan, namun tantangannya adalah pembangunan infrastruktur jalan yang cukup ekstra,“jelas Dhydiet. Menurut Dhydiet, meskipun berada di ring satu Gunung Kelud, Desa Gadungan memiliki banyak potensi unggulan, baik di sektor pertanian dan peternakan yang merupakan sumber pendapatan utama masyarakat Desa Gadungan.

“Potensi peternakan sapi perah dan kambing etawa juga berkembang bagus dan masih berpotensi untuk dikembangkan lagi guna memenuhi kebutuhan pasar yang masih besar,” terangnya.

“Di sektor wisata, kami juga tengah mengurus ijin untuk mengembangkan pariwisata dan kabar baiknya Desa Gadungan justru akan menjadi desa wisata yang dampaknya pasti akan menjadi sangat besar bagi semua sektor yang ada untuk mendukung peningkatan perekonomian desa,” lanjutnya.

Camat Gandusari Bambang Setiadji SE., M.Si, menambahkan bahwa Desa Gadungan juga memiliki potensi lain yang dapat dikembangkan untuk peningkatan kesejahateraan masyarakat yakni industri kerajinan dan produk olahan rumah tangga,

Namun Bambang juga menyadari, besarnya potensi yang ada tersebut perlu dukungan SDM yang baik dan terlatih agar bisa bersaing di pasaran, seperti kemampuan melakukan pengemasan, pengolahan, serta pemasaran. Harapannya, hasil VKN ini bisa memberikan rekomendasi yang bermanfaat untuk pengembangan desa.

Dalam sesi tanya jawab, salah satu anggota kelompok PKN, Rudy Mahani Harahap, juga menanyakan perihal pengembangan aset yang dilakukan oleh Desa Gadungan. Saat ini aset desa yang dimiliki Desa Gadungan diantaranya adalah Pasar Desa Ngentak yang menjadi pusat perekonomian Desa Gadungan, serta unit usaha pengelolaan air bersih (PSAM) yang dikelola oleh BUMDes.

Menurut Ketua BUMDes Mulia Abadi, Suliadi dengan adanya Pasar, ekonomi tumbuh luar biasa dengan adanya pasar, dan harga tanah di sekitar juga menjadi meningkat. Dhydiet menambahkan bahwa selama ini sudah melakukan penambahan aset, seperti gedung olahraga dan pengembangan PAM yang dikelola BUMDes.

“Kami juga melakukan penanaman kembali dan pelestarian sumber mata air bekerja sama dengan teman-teman dari perkebunan, dan ingin mengembangkan aset di tempat pariwisata, serta memberdayakan PKK atau UMKM karena ke depannya kami ingin menjadi desa mandiri,” jelas Dhydiet

Pertanyaan yang cukup menarik juga disampaikan oleh satu anggota kelompok PKN, Septriana Tangkary yaitu sejauh mana fokus pengembangan aset desa yang bisa menggerakan ekonomi desa dan bagaimana pengembangan potensi wisata seperti Waduk Ngusri yang ada di Gadungan.

Menjawab pertanyaan tersebut, Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Blitar Lina Widyawati mengatakan bahwa semua potensi wisata di Blitar tersu di kembangkan, termasuk pembangunan Waduk Ngusri sudah berjalan tapi akses jalan memang belum ada, jadi belum bisa tergali secara maksimal, namun dari pihak desa, kecamatan dan kabupaten sendiri terus berupaya mengembangkan agar potensi tergali dengan baik.

Sementara menurut Bambang Setiadji fokus pengembangan aset tentu untuk semua sektor baik sektor wisata maupun potensi produk unggulan harus lebih maju. Salah satu fokusnnya peningkatan SDM dan hasil olahan sehingga dapat bersaing di pasaran.

Pertanyaan lain diajukan oleh anggota kelompok PKN, Totok Bambang Sapto mengenai apakah sudah ada bantuan kepada desa/Lembaga ekonomi desa?

Lina Widyawati menyampaikan bahwa sesuai fungsi pokok Dinas PMD adalah pembinaan terhadap ekonomi desa dan sudah mengupayakan bantuan kepada Desa baik yang berasal Dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat dan setiap tahun ada yang telah direalisasikan.

Walaupun visitasi dilakukan secara virtual tanpa kunjungan langsung, proses diskusi berjalan dengan sangat lancar dan banyak rekomendasi yang disampaikan oleh para peserta terkait pengembangan potensi serta aset desa di antaranya adalah pengembangan pasar, pengembangan wisata menjadi wisata alam berkelanjutan berbasis masyarakat, serta pengembangan produk unggulan.

Menutup sesi diskusi, Dr. Drs. Amran A.P.,M.T menyimpulkan bahwa aset dan potensi Desa Gadungan luar biasa, baik itu pasar desa, potensi kawasan wisata, potensi pertanian dan peternakan yang masih bisa dan harus dikembangkan.