Sukses

Upaya Umat Muslim se-Dunia Jaga Semangat Ramadan

Karena penyebaran corona COVID-19, Ramadan tahun ini tak akan seperti waktu-waktu lalu dengan banyaknya tradisi ditanggalkan.

Liputan6.com, Jakarta - Umat Muslim di seantero Bumi tengah mempersiapkan diri menyambut Ramadan dalam kondisi tak seperti biasa, mengingat penyebaran corona COVID-19 masih terus berlangsung.

Masjid-masjid di Mesir menutup pintu dan tak lagi memberi sajian buka puasa gratis bagi mereka yang membutuhkan, mengingat terlalu berbahaya dilakukan di masa pandemi seperti sekarang. Sebagai ganti, mereka mendistribusikan paket makanan dan memberi uang tunai.

"Kami harap, sedikit bantuan ini bisa meringankan penderitaan saudara-saudara kami, terlebih saat Ramadan," ucap Sheikh Abdel-Rahman, muazin di masjid berada di distrik Bahtim tersebut dikutip dari laman LA Times, Kamis (23/4/2020).

Seiring Ramadan tiba, umat Muslim di berbagai negara di dunia dikatakan tetap menjaga semangat tanpa melakukan kegiatan berisiko menyebarkan virus corona baru. Sebagaimana di Indonesia, sekian banyak masjid di dunia juga sudah menutup sementara pintu dengan seruan beribadah di rumah.

Kendati demikian, pemerintah mencoba menyeimbangkan pelarangan dengan tradisi. Lebanon dan Mesir, misalnya. Mereka memundurkan jam malam jadi sekitar pukul delapan malam, sejam atau satu setengah jam setelah matahari terbenam untuk memberi waktu warganya pulang setelah berbuka puasa.

Sementara, Indonesia dan Malaysia yang angka penyebaran corona COVID-19 masih mengkhawatirkan tetap menerapkan aturan ketat selama Ramadan, termasuk larangan tarawih berjemaah, serta mudik. 

2 dari 3 halaman

Relakan Tradisi Unik

Kendati demikian, tak semua negara memberlakukan social distancing selama Ramadan. Di Pakistan, pemerintah dipaksa untuk tetap membuka masjid di bulan suci. Salat berjemaah tetap dilakukan di sekian banyak masjid di Islamabad.

Tapi, ada juga warga yang memutuskan untuk tinggal dan beribadah di rumah. "Kami mendengar di TV tentang apa yang imam besar katakan. Ibadah tetap ibadah karena Tuhan tak hanya ada di dalam masjid," kata salah seorang warga Islamabad, Zaheer Abbas.

Di Kashmir, umat Muslim jaga semangat Ramadan dengan sukarela membagikan sembako dengan tetap menerapkan physical distancing, mengenakan masker, dan saung tangan.

Sementara, warga Irak harus merelakan tak melakukan tradisi unik Ramadan, yakni permainan disebut Mheibes. Walau sedih, aturan ini tetap dipatuhi mengingat kondisi tak biasa yang tengah dihadapi Bumi.

"Kami coba menemukan makna Ramadan tanpa melakukan tradisi yang sudah bertahun-tahun kami lakukan. Di bulan suci, kami berdoa semoga Allah segera mengangkat musibah ini," ucap salah satu pemain Mheibes bernama Al-Aswad.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Terkini