Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona COVID-19 benar-benar menjadi sesuatu yang menakutkan dunia dan juga Indonesia. Virus tersebut meluluhlantakkan perekonomian Indonesia. Mulai dari UMKM hingga korporasi besar. Berbeda dengan krisis 1998, krisis karena corona ini membuat UMKM sebagai pilar ekonomi negara juga tak luput kena imbasnya.
Tangan Diatas (TDA) sebagai komunitas enterpreneur terbesar di Indonesia dengan member lebih dari 50.000 UMKM yang tersebar di 95 kota di Indonesia, sebagian besar diantara anggotanya telah menutup bisnisnya dan melakukan PHK karyawan dengan unpaid leave.
Beberapa member yang bertahan sebagian besar menyatakan tidak akan sanggup bertahan hingga Juni 2020. Menurut Presiden TDA, Donny Kris Puriyono, sejak COVID-19 menyerang Indonesia dan ekonomi mulai sepi, TDA langsung mengambil tiga langkah strategisnya.
Advertisement
Baca Juga
Di antaranya, melakukan sosialisasi dampak Corona dan pembelajaran bisnis agar member lebih siap yang dilakukan mulai minggu ketiga Maret setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pukul 19.30 di Instagram LIve @officialtda.
Langkah kedua, menggalakkan program #BeliTDA, memprioritaskan member transaksi antar member sesama UMKM. Data member TDA bisa diakses di belitda.com. Dan langkah ketiga, menggalang dana melalui program TDA Peduli untuk pengadaan hand sanitizer dan APD senilai Rp1.5 miliar di tahap pertama bulan Maret 2020.
“Kami (TDA) mengumpukan semua member di bidang konveksi untuk memproduksi APD yang dibutuhkan tenaga medis di lapangan. Dana pembeliannya digalang melalui TDA Peduli,” ungkap Donny Kris Puriyono, belum lama ini.
“Sehingga program ini dapat menyelamatkan 2 hal : UMKM konveksi bisa terus jalan dan tidak mem-PHK karyawannya, sekaligus produksi APD sesuai standar medis dapat membantu rumah sakit yang kekurangan APD terutama di bulan maret kemarin,” tambahnya.
Corona yang mengguncang ekonomi dunia ini menyimpan peluang besar Indonesia untuk berdikari. China sebagai produsen yang barangnya membanjiri Indonesia pasti akan lama start enginenya.
Paling tidak, minimal sampai Desember 2020, China yang baru panaskan mesin industrinya akan fokus pada market dalam negeri mereka, sehingga ada kekosongan barang-barang yang biasa diimpor dari China di Indonesia
“Kekosongan supply inilah yang harusnya bisa dimanfaatkan perusahaan-[erusahaan lokal Indonesia dan ada waktu minimal 6 bulan untuk memperkuat bisnis di bidang yang disupply beragam produk China tadi. Perlu kerjasama antar pihak baik UMKM dan pemerintah untuk serius dalam program ini,” terang Donny.
“TDA mengajak semua komunitas UMKM yang ada di Indonesia bersatu dan saling bersinergi dalam program ini sesuai tagline TDA : Kolaboraksi Untuk Negeri,”tutup Donny.