Sukses

Cerita Perjuangan Janji Jiwa Bertahan Selama Pandemi Corona COVID-19

Pandemi corona covid-19 menyentuh segala sektor kehidupan, termasuk dunia usaha. Berikut perjuangan Janji Jiwa di masa pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga

pada dunia usaha, salah satunya Janji Jiwa, kedai kopi asli Indonesia. Sejak awal berdiri, Janji Jiwa mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga mendapat penghargaan dari MURI dan Top Brand.

"Saya berharap ke depannya, Janji Jiwa bisa lebih melayani para customer, melakukan marketing campaign dan melakuka inovasi-inovasi sesuai apa yang diinginkan customer," ujar CEO & Founder Janji Jiwa, Billy Kurniawan dalam diskusi virtual yang disiakan secara langsung di kanal YouTube DJKI Kementerian Hukum dan HAM (DJKI Kemenkumham), Jumat, 24 April 2020.

Selain kopi, Janji Jiwa juga akan mengeluarkan baru Jiwa Toast, yang dibuat sebagai penyanding kopi, produk pelengkap untuk kopi.

"Branding dan mereknya simple, langsung ke sasaran. Slogannya, roti di tangan kananmu, kopi di tangan kirimu. Roti dan kopi sahabat sejatimu," imbuh Billy.

Namun, selama pandemi ini, Billy mengungkapkan bahwa pihaknya tidak lagi pada target. Saat ini Janji Jiwa sudah tidak lagi membuka store baru.

"Jadi, saat ini bukan masalah target lagi karena sejak Februari kami sudah tidak lagi store opening sama sekali. Yang buka itu yang sudah ditraining sebelumnya," ujar Billy.

Pandemi ini, menurut Billy, penurunan yang terjadi sangat terasa. Saat ini terjadi penurunan sekitar 40 persen untuk produk minuman dan makanan.

"Tida bisa dipungkiri, mal-mal tutup semua. Orang juga mungkin merasa lebih nyaman untuk membuat makanan dan minuman di rumah pilihan orang yang bagus saat masa pandemi ini. Mereka lebih menjaaga keamanan," ujar Billy.

Selain tak memikirkan target, menurut Billy saat ini bagaimana karyawannya bisa mengoperasikan usahanya, apakah masih bisa menutupi biaya operasionalnya atau tidak.

Kata Billy, Janji Jiwa juga saat ini melakukan survival mood (bertahan untuk hidup). Apa yang sebelumnya tidak dilakukan, saat ini harus dilakukan, seperti lewat IG live, product review, menampilakn influencer tentang menjaga kesehatan. Hal itu merupakan sarana untuk mengedukasi masyarakat agar brand awareness meningkat.

"Kami juga menjual untuk yang satu liter (kopi) bekerja sama dengan Tokopedia dan hasilnya sangat bagus," kata Billy. "Jika sebelumnya pesan hanya untuk sendiri, kali ini bisa untuk sekeluarga," imbuhnya.

Billy menyebut pandemi corona covid-19 saat ini merupakan masa-masa yang sulit untuk usahanya. Ia berharap masa pandemi ini bisa segera selesai.

2 dari 3 halaman

Ekspansi ke Luar Negeri

Sementara itu, Pemeriksa Merek Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham Agung Indriyanto menjelaskan, mengapa suatu merek itu penting, seperti Janji Jiwa. Menurut Agung, ketika seseorang melihat suatu produk di pasaran, maka orang akan mencoba apa yang ditawarkan oleh produk tersebut.

"Ketika suatu merek ditempelkan atau dilekatkan pada suatu produk barang atau jasa, maka hal yang penting adalah brand tersebut akan menjadi identitas suatu identitas produk," ujar Agung.

Jika orang sudah menikmati produk tersebut, maka ia akan mendapatkan suatu kesan. Jika mereka puas, maka akan ada rekaman memori terhadap produk barang atau jasa tersebut.

"Tanda tersebut akan menjamin bahwa produk yang ditawarkan itu berkualitas. Ini akan menjadi alat jika suatu ketika di masa yang akan datang saat mereka mencari produk barang atau jasa yang diinginkan," kata Agung.

Jika sebuah perusahaan ingin berekspansi usaha ke luar negeri, saat ini tidak perlu lagi untuk mendaftarkan ke negara tujuan. Cukup mengajukan permohonan ke DJKI, maka DJKI akan meneruskan permohonan tersebut ke negara tujuan. 

"Saat ini coverage-nya sudah 122 negara. Jadi, satu permohonan bisa diajukan ke-122 negara anggota Madrid Protocol. Jadi, ada kemudahan-kemudahan saat pandemi ini," kata Agung.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: