Â
Liputan6.com, Jakarta - Ventilator menjadi peralatan penting untuk membantu kelangsungan hidup para pasien Covid-19. Namun, seperti halnya yang terjadi di banyak negara di dunia, jumlah alat tersebut tersedia terbatas di Indonesia.
Ide kreatif pun muncul demi menjadi solusi atas problem yang terjadi. Tak terkecuali dari kalangan akademisi. Dari Bandung, sebuah alat ventilator portabel tercipta yang diinisiasi oleh Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Syarif Hidayat.
Advertisement
Baca Juga
Dalam rilis yang diperoleh Liputan6.com, Jumat, 24 Mei 2020, pembuatan ventilator lokal yang dinamai Ventilator Indonesia (Vent-I) itu didukung oleh beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), serta Desain Produk Fakultas Seni Rupa dan Desan (FSRD) ITB.
Vent-I merupakan alat bantu pernapasan bagi pasien, khususnya kasus COVID-19, yang masih dapat bernapas sendiri. Sementara, pasien ICU diharuskan menggunakan ventilator yang lebih canggih.
Ventilator tersebut hanya memiliki fungsi CPAP (continuous positive airway pressure), yakni memberikan tekanan terus menerus kepada paru-paru. Dengan demikian, ketika menghembuskan napas, tetap ada sisa tekanan di paru-paru dan alveolinya masih berkembang.
"Dengan demikian masih ada oksigen yang masih bisa diserap oleh paru-paru," kata Syarif.
Setelah melewati serangkaian proses uji produk oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ventilator portabel CPAP, Vent-I dinyatakan layak digunakan pada Rabu, 21 April 2020. Produk hasil kerja sama ITB, UNPAD, dan YPM Salman ITB tersebut dinyatakan lulus uji untuk semua kriteria sesuai standar SNI IEC 60601-1:204.
Standar ini memuat Persyaratan Umum Keselamatan Dasar & Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020.
Â
Segera Diproduksi
Hari Tjahjono, anggota tim Komunikasi Publik dari pengembang Vent-I menambahkan, Vent-I dinyatakan aman digunakan sebagai ventilator non-invasive untuk membantu pasien COVID-19. Dengan begitu, ventilator portabel itu dapat segera diproduksi untuk keperluan sosial. Rencananya, ventilator akan dibagikan gratis kepada rumah sakit yang membutuhkan.
"Untuk kebutuhan sosial ini, Vent-I akan diproduksi sekitar 300-500 sesuai dengan jumlah donasi yang masuk ke Rumah Amal Salman. Produksi Tahap I dimulai begitu lulus uji pada 21 April kemarin dan akan diproduksi melalui kerjasama dengan PT DI," ujar Hari.
Vent-I akan digunakan pada pasien sesuai indikasi medis. Pemakaian ini akan dipantau oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi & Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) di rumah sakit yang telah ditunjuk.
Tim pengembang Vent-I juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. "Ucapan terima kasih secara khusus kami sampaikan kepada para donatur yang telah menyumbangkan dananya untuk pengembangan Vent-I dan bimbingan dari tim BPFK," ujar Hari.
Advertisement