Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 telah menghancurkan ekonomi di Thailand dan membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan. Lockdown pun telah diberlakukan di Negeri Gajah Putih.
Di sisi lain, para Crazy Rich Bangkok menikmati momen di rumah saja dengan beragam kemewahan, seperti memesan santapan mewah yang dibawa oleh seorang kepala pelayan.
Dilansir AFP, Kamis (7/5/2020), Thailand adalah salah satu negara yang paling tidak setara di dunia. Jurang antara kaya dan miskin kian melebar karena corona membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, membuat 22 juta orang mendaftar untuk menerima bantuan tunai pemerintah.
Advertisement
Baca Juga
Ratusan orang setiap hari berbaris untuk mendapat sumbangan makanan di seluruh Bangkok. Kondisi tersebut jadi tanda suram dari perkiraan kontraksi ekonomi lebih dari 6 persen tahun ini dan jadi yang terburuk sejak krisis keuangan Asia pada 1997.
Sedangkan bagi warga Bangkok yang kaya, pandemi juga membawa ketidaknyamanan karena ruang gerak yang dibatasi dengan jam malam. Namun, gaya hidup mewah mereka terbantahkan.
Perusahaan pelayan Silver Voyage Club telah melengkapi kembali layanannya untuk memenuhi hasrat kaum elit, yakni dengan mengantarkan makanan kelas atas dari restoran tingkat atas pula. "Klien-klien top kami adalah individu-individu berpenghasilan tinggi yang adalah (nasabah) VIP dari bank," kata pendiri Silver Voyage Club Jakkapun Rattanapet.
Layanan pramutamu masuk sebagai bagian dari program hadiah ketika pemegang rekening bank memiliki "setidaknya 1 juta dolar AS", jelasnya. Perusahaannya merilis White Glove Delivery setelah bisnis pramutamu merosot ketika perjalanan bisnis global terhenti.
Daging sapi wagyu, makanan laut, dan dim sum ditawarkan dari 20 restoran, beberapa bertempat di hotel-hotel mewah atau terdaftar di Michelin Guide.Â
Santapan dikirim dalam kotak yang dikemas dengan hati-hati kepada asisten rumah tangga klien di lingkungan Crazy Rich Bangkok atau ke kantor pusat perusahaan.
Pelayanan Mewah
Seorang kepala pelayan mengenakan sarung tangan putih juga ikut mengatur meja dan menyajikan makanan. Sebagai bagian dari perjuangan melawan Covid-19, White Glove juga menyumbangkan 1.000 makanan sehari untuk pekerja garis depan di rumah sakit, kata Jakkapun.
Menurut Forbes, Thailand memiliki 27 miliarder dengan keluarga Chearavanont yang mengepalai konglomerat agroindustri CP Group menduduki puncak daftar yang diperkirakan bernilai 27,3 miliar dolar AS.
Mereka berjanji kepada pemerintah menyumbangkan 29 juta dolar AS. Pada hari yang sama, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha menyerukan orang-orang super kaya untuk menggali lebih dalam membantu mencegah kehancuran ekonomi.
Pembatasan restoran Bangkok mereda pada Minggu, 3 Mei 2020, memungkinkan pelanggan untuk makan dengan social distancing. Tetapi dengan alkohol di luar menu, banyak bisnis makanan masih mengandalkan pengiriman untuk mendapatkan penghasilan.
Dalian, sebuah restoran Cina di pusat kota Bangkok, menghasilkan 3.000 baht sehari, turun 80 persen dari sebelum pandemi, kata manajer Jay, yang menolak memberikan nama belakang.
Restoran ini beralih ke aplikasi pengiriman untuk menjangkau pelanggan yang sebagian besar masih tinggal di rumah, meskipun komisi tinggi mereka sekitar 30 persen.
Advertisement