Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berusia 100 tahun berhasil meraup donasi lebih dari 73.000 Pound sterling atau sekitar Rp1,35 miliar bagi korban corona Covid-19. Nama kakek berhati mulia itu adalah Dabirul Islam Choudhury.
Ia menggalang dana bagi mereka yang terdampak pandemi Covid-19, baik yang berada di Inggris Raya maupun Bangladesh, tanah kelahirannya. Caranya terbilang unik, ia berjalan kaki memutari taman dekat rumahnya sepanjang Ramadan. Semua dilakukan saat ia menjalankan puasa.
Dikutip dari laman Standard.co.uk, Senin (11/5/2020), Choudhury mengawali aksinya dengan memutari taman sepanjang 80 meter seratus kali pada 26 April 2020 lalu. Aksinya berhasil mengumpulkan 1.000 Pound sterling.
Advertisement
Baca Juga
Usianya yang sudah senja rupanya tak menurunkan staminanya. Veteran Perang Dunia II itu berhasil menyelesaikan target pertamanya hanya dalam sejam.
Sejak itu, Choudhury tak terhentikan. Lewat laman Choudhury Just Giving, ia berhasil mengumpulkan puluhan ribu Pound sterling yang disalurkannya ke Ramadan Family Commitment (RFC) Covid-19. Program donasi itu dijalankan oleh stasiun televisi Inggris-Bangladesh, Channel S.
Kakek tersebut mengaku terinspirasi dari Kolonel Tom Moore, veteran perang asal Inggris yang berhasil menggalang dana 32 juta Pound sterling atau setara Rp593 miliar untuk tenaga medis Inggris yang berjuang menangani pasien Covid-19. Choudury sendiri juga bukan orang sembarangan.
Ia dikenal sebagai salah satu orang yang paling dihormati di tengah komunitas. Penggalang dana menyatakan keikutsertaannya dalam aksi penggalangan dana tersebut sangat menginspirasi.
"Sebagai individu, is sangat ceria dan sangat antusias, sangat karismatik," kata pimpinan proyek RFC, Farhan Musad Khan.
Sejarah Hidup Choudhury
Choudhury berencana berjalan selama Ramadan, yakni mulai 23 April hingga 23 Mei, sembari terus berpuasa. Sementara, inisiatif penggalangan dana itu juga berlangsung sepanjang Ramadan yang merupakan bulan suci bagi umat Islam dan biasanya diisi dengan memperbanyak ibadah, refleksi diri, dan berkontribusi kepada masyarakat.
Kakek Choudhury diketahui lahir pada 1 Januari 1920 di British Assam yang kini dikenal sebagai Bangladesh. Ia pindah ke London untuk mempelajari sastra Inggris pada 1957.
Ia kemudian menjadi pimpinan komunitas di St Albans dan bertanggung jawab untuk banyak komunitas dan proyek penggalangan dana setelahnya.Â
Anak lelakinya, Atique Choudhury mengatakan kepada BBC London, "Ketika kami memulai, kami memulai dengan ritme lambat tetapi ia terus menambah jumlah keliling yang dilaluinya."
"Masalahnya adalah kami harus mencoba menghentikannya karena ia ingin terus melanjutkannya."
Advertisement