Liputan6.com, Jakarta - Baju baru kerap diidentikkan sebagai salah satu tradisi dalam perayaan Lebaran. Tampilan apik berbusana hingga bergaya kompak bersama keluarga jadi pemandangan yang kerap terlihat ketika silaturahmi ke rumah orang-orang yang dicinta.
Namun semua terasa berbeda di 2020, di mana seantero dunia tengah berjuang melawan penyebaran pandemi corona Covid-19. Masyarakat pun diminta sebisa mungkin untuk tetap tinggal dan berkegiatan di rumah saja.
Di masa pandemi seperti saat ini, konsultan fashion Khairiyyah Sari melihat adanya perubahan daya beli orang pada berbagai produk fashion. Ketimbang baju, kebutuhan sehari-hari seperti makanan, lebih didahulukan.
Advertisement
Baca Juga
"Tapi kembali ke psikologis kita orang Indonesia mau Lebaran itu kayaknya pengen punya baju baru yang dibeli karena mau berkunjung ke saudara. Sekarang enggak bisa tapi feeling nostalgia itu akan tetap ada di sebagian kita," kata Khairiyyah Sari saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 13 Mei 2020.
Sari, begitu ia akrab disapa, melanjutkan berada di krisis corona Covid-19, ketika orang memutuskan untuk membeli baju baru nantinya akan digunakan di hari pertama Lebaran saja sebagai kepentingan foto bersama keluarga di rumah.
"Bagi yang tidak mau beli karena Lebaran di rumah saja, kita bisa pakai yang lama dan ini jadi momen untuk beres-beres atau decluttering karena sebenarnya baju Lebaran harus dipakai Lebaran," tambahnya.
Ia berbagi kisah berdasarkan pengalamannya, Sari sudah beberapa tahun terakhir membeli baju yang juga dapat digunakan untuk sehari-hari dan memilih tunik atau celana yang dapat dipadupadankan dengan gaya berbeda.
Untuk mendukung penampilan tersebut, Sari memberikan beberapa saran untuk mempermanis gaya. Seperti menghadirkan sentuhan aksesori dan bereksplorasi dengan kreativitas sendiri.
"Tambahkan kalung, jika selama ini enggak pakai kalung dengan baju lama, tunik polos ala baju India. Sekarang ada waktu luang yang bisa melukis bisa melukis di tunik putih itu digambari dengan hasil karya atau bikin aksesori jadi bros, di pinggirnya tambah stitching jadi ada perbedaan," ungkapnya.
Ditambahkan Sari, busana atau barang yang dimiliki dapat digunakan kembali dengan memodifikasinya. Ia menekankan bagaimana padu padan itu memiliki peranan yang penting.
"Intinya padu padan, punya satu item fashion itu bisa padankan dengan item-item lain yang kita punya. Padu padan itu gampang, terkadang tak terpikir. Nah, justru ini saat untuk eksperimen intinya bergaya adalah kita harus coba apa yang kita punya di rumah," jelas Sari.
Memilih Koleksi Lama
Ada beragam alasan di balik keputusan lebih memilih mengenakan koleksi lama ketimbang membeli baju baru, khususnya di tengah pandemi corona Covid-19 dengan beragam pembatasan ruang gerak. Salah satunya datang dari seorang perawat, Nurhidayati.
"Untuk tahun ini milih untuk pakai koleksi lama saja, karena pandemi tentunya berimbas sama keuangan rumah tangga juga, jadi berhemat," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 14 Mei 2020.
Aktivitas berbelanja Inung, begitu ia akrab disapa, sebelum pandemi dirinya lebih memilih untuk membeli baju baru dengan langsung datang ke store karena ia dapat menyentuh dan mencoba baju secara langsung.
"Tapi setelah pandemi jadi lebih milih belanja online," tambahnya.
Selain itu, sebelum pandemi pula, Inung mempersiapkan bujet khusus untuk keperluan Lebaran. Namun, pola ini berubah ketika pandemi melanda.
"Salah satunya untuk baju dan mukena, sarung buat salat Id, tapi karena pandemi jadi dialihfungsikan buat yang lain dulu deh karena masih banyak yang butuh bantuan sesama," tutupnya.
Advertisement
Tak Bisa Berkumpul dengan Keluarga
Hal lain yang menjadi tradisi saat Lebaran adalah silaturahmi dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Di tengah krisis corona dengan pembatasan ruang gerak, momen tersebut tak dapat terlaksana.
Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan ibu rumah tangga, Lidya Paramita ketika dirinya tak berniat membeli baju baru untuk digunakan saat Lebaran.
"Pertama, kegiatan open house, salat Id, enggak ada. Keluarga juga enggak bisa kumpul," kata Lidya ketika dihubungi Liputan6.com, Jumat, 14 Mei 2020.
Jauh sebelum penyebaran corona Covid-19, Lady, begitu ia akrab disapa, untuk urusan baju kompak dengan keluarga. "Biasanya janjian ada baju kembaran warna sama keluarga karena bisa kumpul," jelasnya.
Cerita lain dibagikan oleh pegawai swasta, Narendra Janapriya, yang memilih untuk mengenakan koleksi lama untuk busana di perayaan Lebaran tahun ini.
"Karena kalau baju Lebaran itu emang harus dicoba dulu jadi takut kalau lewat online. Takutnya barang enggak sesuai jadinya malah enggak terpakai," katanya kepada Liputan6.com, Jumat, 14 Mei 2020.
Ia menambahkan, selama pandemi jadi memilih membeli baju ke online shop. Hal tersebut mengingat toko dan mal tutup di tengah pemberlakuan pembatasan ruang gerak dan menjaga jarak aman.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement