Liputan6.com, Jakarta - Sektor pariwisata menjadi salah satu bidang yang paling terdampak akibat wabah corona COVID-19. Ketika pandemi sudah selesai atau "normal baru", semua orang tentu akan siap berwisata ke berbagai destinasi dunia.
Menyambut ini, Asosiasi Perjalanan Amerika Serikat mengeluarkan panduan baru untuk mengawal perjalanan para turis di era "normal baru" ini. Untuk itu, Asosiasi Perjalanan Amerika Serikat atau U.S Travel Association meluncurkan panduan baru untuk industri pariwisata.
Penerbitan panduan tersebut, untuk menyikapi pandemi yang dinamai Travel in the New Normal, untuk mengawal perjalanan para turis di era "normal baru" ini.
Advertisement
Baca Juga
Pedoman yang baru dirilis pada pekan ini itu dibentuk dengan bantuan para ahli medis untuk mengurangi potensi penyebaran COVID-19 dengan kebijakan pembersihan diri yang ditingkatkan, hingga menerapkan fitur tanpa sentuhan.
"Kami ingin para pemimpin politik dan publik sama-sama melihat bahwa industri kami menetapkan standar yang sangat tinggi, untuk mengurangi risiko Covid-19 dalam bisnis kami, dan bahwa praktik yang dilakukan untuk mencapai standar itu konsisten di setiap bidang fase pengalaman perjalanan," ucap Presiden dan CEO U.S Travel Association , Roger Dow, dalam sebuah pernyataan di laman Travel and Leisure.
Roger menambahkan, nantinya saat perjalanan dibuka kembali, para turis perlu diyakinkan bahwa langkah-langkah keamanan sudah berlaku sejak keberangkatan dari rumah.
Memang, saat ini semua orang bergulat pada gagasan kapan dan tentang bagaimana perjalanan akan dimulai kembali. Tujuan pedoman ini untuk memberikan arahan dan praktik terbaik kepada industri pariwisata, terutama untuk karyawan bisnis perjalanan.
Membatasi Kontak Fisik
Â
US Travel Association merekomendasikan untuk memperkuat praktik kebersihan tangan serta mengambil tindakan pencegahan seperti membatasi kontak fisik antara staf dan pelanggan dan memasang penghalang fisik untuk memungkinkan wisatawan menjaga jarak.
Ketika wisatawan datang di tempat-tempat seperti hotel, asosiasi merekomendasikan untuk melakukan pembersihan tangan menggunakan desinfektan, yang dikenal efektif terhadap membatasi penyebaran COVID-19.
"Perusahaan-perusahaan seperti Marriott dan Airbnb memperbarui kebijakan pembersihan dengan rantai penerapan teknologi hotel seperti penyemprot elektrostatik, dengan disinfektan dan platform untuk melihat selama 24 jam periode antara masa inap tamu," tandasnya.
Bisnis perjalanan juga harus menetapkan seperangkat prosedur yang selaras dengan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) jika hasil tes pegawai menunjukkan positif Covid-19.
Advertisement