Jakarta - Hari ini umat muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, Anda merayakan lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Sudah jadi tradisi di Indonesia, saat lebaran biasanya banyak makanan terhidang.
Mulai dari ketupat sayur, opor ayam, rendang, semur daging, sambal goreng hati, aneka kue kering dan masih banyak lagi biasanya tersedia di setiap rumah.
Meski sedang berbahagia merayakn lebaran, Anda sebaiknya mewaspadai agar tak kalap menyantap segala hidangan yang tersaji pada hari itu agar kesehatan tak terganggu.
Advertisement
Baca Juga
Agar tak kalap saat makan siang, melakukan sarapan bisa menjadi kunci. Nutrition & Wellness Consultant Nutrifood, Moch. Aldis Ruslialdi mengatakan saat sarapan sebaiknya konsumsi karbohidrat yang kompleks ketimbang sederhana. Jumlahnya sebaiknya tak lebih dari 1/3 piring, sesuai anjuran para pakar kesehatan.
"Karbohidrat kompleks, misalnya nasi merah. Kalau lontong atau ketupat sebaiknya disantap buat siang atau malam, supaya gar kenyangnya awet," terangnya, seperti dilansir dari Antara, 22 Mei 2020.
Selain asupan karbohidrat, jangan lupa konsumsi sayuran, lauk pauk lainnya seperti sambal goreng hati yang menjadi favorit sebagian orang saat Lebaran atau lauk lainnya.
Perbanyak juga asupan air minum supaya perut tidak mudah meronta minta diisi saat mata melihat sederet hidangan lebaran di atas meja.
Tanda Porsi Makan Berlebihan
"Bisa juga menu dikontrol misalnya rendang kurangi bumbunya," ujar Aldis. Sebaiknya, tutup lauk pauk dan kue-kue, jangan memperlihatkannya sepanjang waktu agar mata tidak selalu terpapar dan memunculkan rasa lapar.
Di sisi lain, jika godaan menyantap kue kering misalnya nastar tak terhindarkan, ingatlah batasannya sampai dua buah kue saja dalam sehari. Satu buah kue nastar setidaknya mengandung sekitar 40 kalori.
Saat lebaran, rasa begah dan kekenyangan kerap dialami sebagian orang dan ini tanda khusus porsi makan Anda sudah berlebihan. Jadi, kalau bisa berhentilah makan sebelum kenyang, sebelum hal buruk terjadi pada kesehatan Anda. Tentu Anda tak ingin itu terjadi, apalagi di masa pandemi seperti ini.
"Efeknya santan ke asupan lemak jenuh meningkat, namun tidak bisa dipungkiri kolestrol akan makin buruk, risiko plak di pembuluh darah tinggi. Makanan manis, gula sederhana, gula darah tinggi, asupan tepung, asupan kalori banyak deposit lemak tinggi," tutur Aldis.
Advertisement