Liputan6.com, Jakarta - Di tengah masa pandemi, Agnez Mo membawa kabar membahagiakan. Ia mengunggah potret dirinya yang dibuat patung untuk dipajang di Museum Madame Tussauds Singapura.
"We're supposed to launch the figure in the beginning of this year, unfortunately due to this current situation, it's postponed. (Kami semestinya merilis patung ini di awal tahun, tapi karena situasi terkini, ini ditunda)," tulis Agnez dalam akun Instragram miliknya, 22 Mei 2020.
Advertisement
Baca Juga
Meski begitu, ia sempat berbagi kisah di balik layar pembuatan patung lilin dirinya lewat wawancara bersama perwakilan Madame Tussauds Singapura. Proses pembuatan patung ternyata dikerjakan pada Los Angeles, tempat Agnez tinggal selama berkarier di Amerika Serikat, pada November 2019.
Proses pengerjaan patung memakan waktu sekitar enam jam. Karena harus duduk lama di atas meja berputar, Agnez pun mencari pose yang paling nyaman untuk dirinya sekaligus memperlihatkan ciri khas yang selama ini dikenal para penggemarnya.
Agnez hanya memiringkan sedikit sambil mendongakkan kepalanya ke atas. Dengan begitu, ia bisa memperlihatkan tulang rahangnya tetapi tetap memperlihatkan wajahnya secara menyeluruh. Sementara, tubuhnya duduk dalam posisi normal agar ia tak sakit punggung saat pulang ke rumah.
"Aku sangat pintar. Aku hanya memberi sedikit angkuh, tapi tetap normal," tutur Agnez dalam video yang diunggah pada 22 Mei 2020, sambil tertawa.
Siapa Desainernya?
Pertanyaan muncul terkait siapa yang digandeng Agnez untuk mendandani patung lilin dirinya. Ternyata, nama Prabal Gurung lah yang terpilih.Â
Desainer berdarah Nepal yang kini berbasis New York itu dipilih Agnez lantaran ada kesamaan nilai yang dianut keduanya. Menurut pelantun Matahariku itu, karya sang desainer mewakili keberagaman, sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika yang selalu dikampanyekan Agnez di berbagai kesempatan.
Ia sempat membicarakan hal itu dengan Prabal saat mendatangi event peluncuran buku miliknya. Sang desainer pun antusias mendukung rencana perempuan alumnus Universitas Pelita Harapan itu.
"Sangat penting untuk orang tidak hanya melihat desain yang cantik, gaun cantik, tetapi ada sesuatu di belakang itu. Ia mewakili orang kulit berwarna, orang dengan keberagaman," ujar Agnez.
Advertisement