Sukses

Tradisi Minang yang Tetap Dijalankan Whulandary Herman Saat Lebaran di Malaysia

Berada jauh dari tanah kelahiran tidak membuat Whulandary Herman lupa akan tradisi di kampung halamannya.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap perayaan momen Lebaran selalu menghadirkan beragam kisah. Salah satunya datang dari Puteri Indonesia 2013, Whulandary Herman yang berbagi cerita mengenai dirinya yang tetap menjalankan tradisi orang Minang saat Lebaran di Malaysia.

Seperti yang diketahui, Whulandary menikah dengan pria asal Malaysia, Nik Ibrahim, pada 10 Februari 2018 lalu. Sejak itu pula, perempuan asal Sumatera Barat tersebut ikut sang suami menetap di Negeri Jiran.

Dalam potret yang diunggahnya lewat akun Instagram pribadi, Whulandary terlihat tengah menggandeng tangan sang suami, sementara tangan kanan Nik memegang rantang yang berukuran cukup besar.

"Cerita Aidil Fitri ku,, Menikah dan memulai kehidupan baru di tempat baru ternyata banyak budaya yg berbeda. Seperti pagi ini papa Niki kaget aku bawa rantang kerumah ibu nya, Beliau bilang kenapa harus bawa makanan? Kan disana banyak makanan," tulisnya dalam unggahan pada 24 Mei 2020.

Pemain film Bidadari Terakhir ini juga menjelaskan ke mertuanya yang tampak terkejut dengan kedatangan Whulandary yang membawa rantang.

"Nah ini adalah tradisi turun temurun orang minang istilah nya "manjalang Mintuo" bukan hanya datang ke rumah dan saling maaf-bermaafan, tetapi disertai juga dg membawa rantang yang berisi bermacam masakan buatan sendiri," lanjutnya.

2 dari 3 halaman

Bawa Rantang dari Padang

Ia melanjutkan, makanan tersebut akan dihidangkan dan disantap bersama-sama. Biasanya, tradisi ini dilakukan ketika menyambut bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Alhamdulillah mereka tampak senang sekali dg semua makanan yang aku bawa, Nah pertanyaan ku , teman teman tahu nga isi rantang itu apa kira kira? masih ada yang ngejalanin tradisi Manjalang mintuo nga ?" tanya Whulandary.

Menariknya, Whulandary Herman bahkan membawa rantang tersebut dari Padang, tepatnya dari Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Sebelum mengakhiri kisahnya, ia tak lupa berterima kasih kepada sang ibunda dan mendiang neneknya yang biasa mendidik dan membesarkan Whulandary dengan budaya Minang yang sangat kental.

"Dan mengingatkan ku terus tentang dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung❤❤❤❤," tutupnya.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Terkini