Liputan6.com, Jakarta - Di masa pandemi corona Covid-19 yang tengah melanda dunia, ada beragam kisah inspiratif yang tercipta. Salah satunya hadir dari seorang pria di Amerika Serikat yang memberi dukungan untuk para tenaga kesehatan dengan mendaur ulang jubah wisuda.
Dilansir dari CNN, Minggu (31/5/2020), pria bernama Nathaniel Moore, baru-baru ini lulus dan meraih gelar MBA dari University of Vermont, Burlington, Amerika Serikat. Ia jadi satu di antara ribuan orang yang berpartisipasi dalam upacara wisuda virtual karena corona Covid-19.
Alih-alih membiarkan gaun kelulusannya menjadi sia-sia, Moore, yang juga seorang asisten dokter, memutuskan untuk menggunakan kembali jubah wisuda itu sebagai alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan di garda terdepan yang melawan pandemi corona Covid-19.
Advertisement
Baca Juga
Keputusan itu menginspirasi pria berusia 30 tahun tersebut untuk meluncurkan Gowns 4 Good, sebuah inisiatif yang mengumpulkan dan menggunakan kembali gaun kelulusan sebagai APD.
"Gaun-gaun itu jelas menandakan waktu yang monumental dalam kehidupan (lulusan) mereka," kata Moore kepada CNN.
"Tetapi apa gunanya gaun Anda tergantung di lemari pakaian selama bertahun-tahun mengumpulkan debu, ketika (jubah wisuda) bisa berdampak langsung dalam kehidupan orang lain?" lanjutnya.
Hanya dalam waktu satu bulan, Moore telah mengumpulkan lebih dari 10 ribu jubah wisuda. Sementara, di seluruh dunia, rumah sakit dan pusat medis berjuang dengan kekurangan APD karena mereka menangani pandemi corona Covid-19.
Kekurangan pasokan adalah sesuatu yang dilihat Moore secara langsung dalam perannya sebagai asisten dokter di ruang gawat darurat di University of Vermont Medical Center.
"Mengobati pasien Covid, saya perhatikan gambar beberapa rekan saya dan fasilitas medis lainnya yang tidak memiliki APD yang sesuai dan tampil di garis depan tanpa itu. Sangat penting bagi kita untuk tetap terlindungi," jelas Moore.
Ia berpikir gaun itu akan sempurna untuk jadi APD karena mereka menutupi lebih dari beberapa alternatif yang sekarang digunakan. "Gaun kelulusan lebih efektif daripada alternatif APD lainnya mengingat panjang, lengan, dan akses ritsleting yang mudah," tambahnya.
Respons Positif
Untuk mempromosikan insiatif ini, Moore menggunakan slogan "Pakai Toga, Donasi Gaun" untuk mendorong lulusan, menghias topi kelulusan untuk meningkatkan kesadaran. "Kami ingin mereka menjaga topi mereka," kata Moore.
Ia mengirim logo lulusan untuk ditempelkan di toga mereka. "Mereka bisa menandakan usaha mereka dan tahu bahwa mereka melakukan sesuatu yang hebat dengan gaun mereka," lanjutnya.
Responsnya luar biasa, kata Moore, di mana kotak pos di apartemennya dibanjiri dengan gaun sumbangan. Ia memulai penggalangan dana GoFundMe untuk membantu membayar pengiriman, dan pengecer seperti Graduation Source dan Cooper Cap and Gown juga menyumbangkan 2.700 gaun untuk tujuan tersebut.
"Kisah-kisah yang kami dengar sebagai balasan dari penyumbang dan penerima sangat kuat," tambah Moore.
Ia ingat seorang ibu yang menyumbangkan gaun putranya, yang dipegangnya selama dua tahun setelah kematian putranya dalam kecelakaan mobil.
"Dia berkata, 'tidak ada cara yang lebih baik untuk menghormati dan menandakan hidupnya daripada menyumbangkan gaunnya untuk membantu melindungi pekerja perawatan kesehatan.'" lanjut Moore.
Advertisement