Sukses

New Normal, Perhatikan 3 Tips Mencoba Pakaian di Mal

Tidak merasa aman saat mencoba pakaian juga menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana retail perlu menyesuaikan kebijakan new normal nantinya.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 memang belum berlalu. Namun secara perlahan, banyak toko pakaian di mal maupun pusat perbelanjaan lainnya mulai kembali buka setelah tutup selama beberapa bulan akibat karantina wilayah maupun PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Rencana penerapan new normal salah satunya adalah akan dibukanya kembali mal atau pusat perbelanjaan secara bertahap. Buat Anda yang berencana belanja pakaian di mal dalam waktu dekat, perhatikan soal mencoba pakaian di kamar pas.

Meski tidak ada penelitian yang cukup tentang berapa lama virus corona dapat bertahan pada pakaian, tapi sejumlah ahli tahu bahwa ruang tertutup seperti ruang ganti dapat menampung virus pada kenop pintu, dinding, dan cermin melalui sentuhan tanpa disinfeksi yang tepat.

"New normal bagi retail adalah kembali bekerja dengan pembeli. Mereka bisa menemukan apa yang mereka butuhkan sambil juga memberi mereka ruang untuk merasa nyaman, terutama dengan kelompok berisiko tinggi," ucap Greg Petro, kepala eksekutif First Insight, sebuah perusahaan analitik untuk merek dan pengecer, seperti dilansir dari CNBC.

"Tidak merasa aman saat mencoba pakaian juga menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana retail perlu menyesuaikan kebijakan pengembalian dan penukaran dalam beberapa minggu mendatang," sambungnya.

Dalam sebuah survei yang dilakukan perusahaan tersebut, sebanyak 65 persen perempuan dan 54 persen lelaki mengatakan mereka tidak merasa aman untuk mencoba pakaian di kamar pas. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus Anda ketahui sebelum menginjakkan kaki di mal untuk belanja pakaian.

1. Bisakah kita tertular Covid-19 dari pakaian?

Sejauh ini, para ahli mengatakan jika infeksi virus yang paling umum adalah dari kontak dengan tetesan pernapasan yang dikeluarkan melalui batuk, bersin, dan bahkan berbicara keras dalam beberapa kasus.

Namun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mungkin seseorang dapat tertular virus dengan menyentuh permukaan dan benda lain, seperti kenop pintu kamar pas.

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa virus corona dapat hidup di tembaga hingga empat jam, kardus selama sekitar satu hari, dan pada plastik dan stainless steel selama sekitar dua sampai tiga hari. Lalu bagaimana dengan kain?

Mary-Louise McLaws, seorang profesor di University of New South Wales, mengatakan ada studi yang dilakukan di laboratorium, yang menemukan penularan virus yang melekat pada pakaian lebih rendah.

2 dari 3 halaman

2. Tergantung pada item yang dicoba

Masalah virus ini tergantung pada item yang Anda coba. Misalnya, syal dan kacamata hitam yang harus kontak dengan wajah, dapat meningkatkan kemungkinan infeksi jika barang tersebut sebelumnya terkontaminasi oleh orang lain.

"Untuk berhati-hati dengan virus jahat ini, kita dapat bertanya kepada penjual jika kita dapat menggunakan pembersih terlebih dahulu sebelum menggunakan kacamata, karena sebagian besar pembersih yang mengandung deterjen dan alkohol di atas 65 persen tidak akan merusak kacamata atau lensa, namun bisa mematikan virus," ungkap McLaws.

Meski begitu, pakaian juga memiliki bahan non-kain seperti kancing plastik yang bisa menjadi rumah sempurna bagi partikel virus, kata para ahli.

3. Usai keluar dari kamar pas

"Setelah Anda membeli barang-barang ini dan membawanya pulang, sangat kecil kemungkinan barang-barang ini berisiko. Tapi jika Anda khawatir, letakkan mereka di luar di bawah sinar matahari untuk sementara waktu," jelas McLaws.

Tidak peduli apa yang Anda coba, tangan akan selalu dalam kondisi kotor, jadi pastikan Anda mencuci tangan dan menghindari menyentuh wajah setelah kunjungan ke toko pakaian, apalagi kalau Anda masuk ke kamar pas.

3 dari 3 halaman

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Terkini