Liputan6.com, Jakarta - Indonesia pantas berbangga karena pengajuan produk baju alat pelindung diri keseluruhan (APD Coverall) dalam negeri berhasil mendapatkan sertifikasi yang diakui WHO. Baju hazmat atau baju APD keseluruhan tersebut sangat penting untuk menjamin keamanan tenaga medis saat menangani COVID-19.
Kerja keras Gugus Tugas Nasional melalui tim pakar dan multipihak telah menghasilkan baju APD keseluruhan secara mandiri sebagai produk lokal berkualitas. Baju APD keseluruhan tersebut dibuat dari bahan yang diperoleh dari dalam negeri. Tak hanya itu, baju APD ini juga dibuat sendiri oleh bangsa Indonesia.
Dengan kemampuan dan kekuatan bangsa sendiri, Indonesia akhirnya dapat memproduksi baju hazmat berkualitas internasional sesuai rekomendasi Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Advertisement
Baca Juga
Untuk memperoleh sertifikasi tersebut, Gugus Tugas Nasional melalui tim pakar bekerja sama dengan sejumlah asosiasi pembuat dan pendukung produksi tekstil dan garmen, yaitu Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) dan Indonesia Non-Woven Association (INWA) serta dukungan sekitar 30 lebih perusahaan.
"Saya bangga dan senang karena Indonesia bisa memproduksi sendiri kebutuhan alat kesehatan sebagai Industrialisasi kesehatan di masa depan. Indonesia mempunyai bahan baku yang dibutuhkan untuk industri kesehatan. Selama ini bahan baku yang selalu impor dapat diatasi dengan memanfaatkan bahan baku lokal," terang Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo dalam keterangan tertulis pada Liputan6.com, Senin (1/6/2020).
Sebagai informasi bahwa akrilik dan karet juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan alat kesehatan lainnya seperti face shield, incubator atau chamber bagi penderita infeksi virus.
Mengenai kolaborasi multipihak, Doni menambahkan, "Di sinilah pentingnya kolaborasi pentaheliks dari dunia penelitian, para pakar bidang kesehatan serta lembaga usaha dalam melaksanakan produksi dan industrialisasi di bidang medis,".
Tercatat tiga produk baju APD berbahan baku dalam negeri dan dibuat dalam negeri sudah mencapai standar internasional. Ada baju APD dari PT Sritex, PT SUM dan Leading Garmen serta PT APF dan Busana Apparel, yang semuanya telah lolos uji standar ISO 16604 Class 2, bahkan lebih tinggi.
Selain itu, lulusnya pengajuan produk dalam negeri tersebut tidak terlepas dari peran besar Kementerian Luar Negeri dan dan Konsulat Jenderal yang mengawal proses pengujian di luar negeri hingga diterbitkannya hasil uji ISO 16604 tersebut.
Washable dan Reusable
"Pada Jumat sore, 29 Mei 2020, kami memperoleh informasi dari pihak Intertek bahwa uji lab APD Coverall (sampel fabrik) PT. Surya Usaha Mandiri (SUM) untuk sertifikasi ISO 16604 Class 2 yang dilakukan di HQ Intertek, Cortland, New York, telah dinyatakan Pass atau lulus uji," jelas Arifi Saiman, perwakilan Konsulat Jenderal RI di New York.
Multipihak tersebut sepakat untuk menyematkan satu payung emblem 'INA United' pada produk baju APD yang lolos uji. Logo perusahaan pencetak baju APD tetap akan dilekatkan pada produknya. Baju APD yang sudah lulus standar internasional tersebut dapat memberikan tingkat perlindungan tertinggi.
Bahan baju APD yang digunakan terbuat dari bahan woven polyester yang tersedia di dalam negeri. Ketersediaan bahan di dalam negeri sangat besar sehingga tidak perlu mengimpor lagi. Satu lagi keunggulannya, karena terbuat dari bahan woven, baju hazmat tersebut dapat dicuci dan digunakan kembali atau washable dan reusable.
Sementara itu, Gugus Tugas Nasional juga mendorong produksi APD lainnya yaitu masker N95. Prototipe masker N95 sedang dipersiapkan dan akan melalui uji kualitas dalam waktu dekat.
Masker N95 buatan dalam negeri diharapkan bisa mencapai standar kualitas internasional untuk memberikan perlindungan terbaik bagi para pahlawan tenaga medis Indonesia.
Advertisement