Sukses

Melon Yubari Bukan Buah Termahal Lagi Karena Pandemi

Melon Yubari dianggap istimewa dan bahkanmendapat julukan sebagai 'Raja Buah' sejak abad ke -14.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 berdampak pada banyak hal, termasuk buah-buahan. Salah satunya buah melon. Kini melon yubari tidak lagi menjadi buah termahal di Jepang. Harganya turun drastis bahkan hingga 40 persen lebih rendah.

Melon Yubari atau melon yubari king dikenal sebagai buah termahal di Jepang. Melon ini bahkan sering dilelang dengan harga yang sangat fantastis. Pada tahun lalu, dua buah melon yubari di Jepang berhasil dilelang seharga 46 ribu dolar AS atau setara dengan Rp680 juta.

Melon Yubari memiliki harga yang mahal karena buah tersebut dianggap istimewa. Bahkan buah melon mendapat julukan sebagai 'Raja Buah' sejak abad ke -14.

Saat itu para pemimpin di Jepang akan menerima buah melon dari pasukannya sebagai tanda kesetiaan. Kebudayaan inilah yang terus berjalan hingga sekarang.

Selain itu, buah melon di Jepang ini juga dibudidaya dengan cara baik, sehingga menghasilkan varietas melon yang berkualitas tinggi dan unggulan. Jadi tak heran kalau harga melon yubari jadi sangat mahal.

Sayangnya, tahun ini harga melon yubari di Jepang merosot tajam. Dilansir dari laman Channel News Asia, melon premium asal Yubari, pulau utara Hokkaido ini hanya tembus sekitar 120 ribu yen atau setara dengan Rp16,4 juta.

Jumlah tersebut lebih kecil 40 persen dari harga sebelumnya. Menurut seorang petugas di pasar grosir, hal ini terjadi karena virus corona yang mewabah di dunia, sehingga menjauhnya klien korporat yang bersaing untuk mendapatkan buah yang paling mahal di Jepang ini.

2 dari 3 halaman

Pelelangan Melon

Selama pandemi, pelelangan buah melon Jepang ini tetap diadakan. Namun kini hanya berjalan lebih kecil dari sebelumnya. Sebagian besar yang ikut dalam pelelangan melon Jepang ini juga menawarkan dengan jumlah yang rendah.

Penawar yang berhasil mendapatkan buah melon tersebut ingin menunjukkan rasa terima kasih dan dukungan kepada petani lokal. Pasalnya pasar grosir tempat pelelangan buah melon Jepang itu telah ditutup sejak 20 April lalu. Penutupan pasar tersebut dilakukan sebagai antisipasi untuk memotong rantai penyebaran corona yang sampai kini belum juga usai.

Karenanya, pelelangan melon tetap dilakukan paling tidak satu kali untuk menghidupkan dukungan untuk produk-produk lokal. Hal itu karena Hokkaido termasuk pulau utama yang sering jadi tujuan wisata yang populer.

Namun, pulau tersebut punya jumlah kasus terinfeksi virus corona yang relatif tinggi, disusul dengan kota-kota lain di Jepang seperti Tokyo dan Osaka.

3 dari 3 halaman

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Terkini