Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang sudah tidak sabar untuk liburan? Sebelum memutuskan bepergian, ada baiknya cek dulu hasil penelitian Google Consumer Surveys yang digelar pada April--Mei 2020 dengan responsen sejumlah konsumen di Asia Pasifik.
Hasilnya, lebih dari 25 persen responden di Indonesia, Filipina, dan Vietnam menyatakan mereka berencana melakukan perjalanan domestik dalam tiga bulan ke depan, dibanding responden dari negara lain, seperti Australia dan Jepang yang hanya 14 persen .
Advertisement
Baca Juga
Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Senin, 8 Juni 2020, khusus di Indonesia, 44 persen responden memilih melakukan perjalanan ke luar negeri lebih dari setahun dari sekarang. Sementara, 17 persennya ingin melakukan perjalanan tersebut dalam tiga bulan ke depan.
Pandemi Covid-19 juga memengaruhi cara seseorang memutuskan rencana perjalanan. Meski begitu, orang Indonesia masih menempatkan diskon tiket pesawat sebagai dorongan utama melakukan perjalanan dengan angka 28 persen.
Kemudian, sebanyak 24 persen responden yang ingin bepergian dalam tiga bulan ke depan menyebut peningkatan standar kebersihan sebagai prioritas memilih hotel, disusul 21 persen responden menyatakan ketersediaan masker gratis/sanitizer wipes sebagai pendorong pemesanan hotel.
Terkait destinasi, survei menunjukkan bahwa mereka yang hendak melakukan perjalanan dalam tiga bulan ke depan, 34 persen di antaranya memilih kawasan Asia Pasifik sebagai destinasi utama. Berikutnya, seperti banyak prediksi dari berbagai lembaga, perjalanan domestik jarak dekat jadi pilihan utama bagi 23 persen responden.Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Protokol Kesehatan
Sementara, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ari Juliano Gema mengatakan hingga saat ini, pihaknya masih menyiapkan protokol untuk mendukung program Cleanliness, Health, and Sanitation (CHS) yang diluncurkan pemerintah bagi sektor pariwisata.
Sejauh ini, simulasi protokol program CHS sudah dilakukan di Bali, tepatnya di kawasan Nusa Dua.
"Simulasi protokol untuk mendukung program CHS yang dilakukan di Bali nanti akan didokumentasikan dan dipublikasikan untuk menunjukkan bahwa telah dilakukan persiapan program CHS guna meraih kepercayaan wisatawan domestik dan mancanegara terhadap destinasi pariwisata Indonesia," kata Ari pada Liputan6.com, Selasa (9/6/2020).
Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akan menerbitkan protokol yang merupakan harmonisasi dari berbagai protokol yang disusun oleh berbagai kementerian dan lembaga. Protokol itu akan mencakup sebagian besar panduan dalam melakukan aktivitas ekonomi dalam adaptasi kebiasaan baru.
"Semoga minggu ini atau minggu depan sudah bisa terbit protokol itu," ujar Ari.
Sejauh ini, Kemenparekraf telah menerima masukan dari berbagai pengelola hotel yang terlibat dalam pilot project program CHS. Di antaranya adalah meminta panduan penggunaan kolam renang dan penyelenggaraan MICE atau acara yang dilakukan di ruang pertemuan besar atau ballroom.
"Hal itu saat ini sedang dibahas oleh Kemenparekraf dan PHRI," sambungnya.
Advertisement