Sukses

28 Hari Tanpa Kasus Virus Corona Baru, Thailand Siap Buka Perbatasan untuk Wisman?

Pelaku perjalanan bisnis dari tiga negara Asia bahkan rencananya tak akan melakukan swakarantina mandiri selama dua minggu saat masuk Thailand.

Liputan6.com, Jakarta - Thailand mulai memunculkan wacana membuka perbatasan mereka untuk wisatawan mancanegara (wisman) setelah 28 hari berlalu tanpa laporan kasus virus corona baru.

Mengutip laman Strait Times, Selasa (23/6/2020), hal ini diungkap pihak pemerintah Negeri Gajah Putih pada Senin, 22 Juni 2020.

Bila benar Thailand bakal membuka perbatasan untuk wisman, berbagai pihak yang diuntungkan mencakup sederet sektor bisnis, seperti maskapai, hotel, penyewaan kendaraan, dan restoran, pekerja migran, serta orang asing yang menetap di Thailand.

"Tiga grup pertama akan kembali ke Thailand dengan melakukan 14 hari karantina mandiri," kata juru bicara Centre for COVID-19 Situation Administration, Taweesin Wisanuyothin.

Sedangkan, pelaku perjalanan bisnis dalam jangka waktu singkat dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan kemungkinkan diperbolehkan kembali masuk Thailand tanpa perlu melakukan swakarantina selama dua minggu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bakal Kembali Dibahas

Wacana membuka perbatasan untuk wisman dikatakan bakal dibahas kembali pekan ini. Hingga sekarang, Thailand masih memberlakukan aturan larangan penerbangan komersial internasional hingga akhir Juni.

Terhitung Senin, 22 Juni 2020, negara tetangga Vietnam ini telah melaporkan 3.151 kasus COVID-19 dengan catatan kematian 58 jiwa. Jumat lalu, Myanmar melaporkan 23 kasus virus corona baru di antara pekerja migran yang dideportasi dari Thailand.

Kasus ini pun memunculkan kemungkinan transmisi di Thailand, dan tengah diselidiki dua belah pihak.

Berdasarkan laporan AsiaOne, bersama Vietnam, Thailand adalah negara Asia Tenggara yang masuk dalam kandidat asal wisatawan yang boleh masuk ke Jepang nantiinya di awal pengangkatan larangan perjalanan internasional.

Pasal, kedua negara tersebut dianggap mencatatkan transimisi rendah COVID-19 dan disebut bisa mengendalikan wabah dengan baik.