Liputan6.com, Jakarta - Ron Barbosa sekeluarga memang dekat satu sama lain. Tinggal di area Dallas, Amerika Serikat, mereka sering berkunjung satu sama lain hampir setiap hari. Kebiasaan itu pun terus berlanjut dalam masa pandemi Covid-19.
Begitu pula saat mereka pergi main golf bersama dan menggelar sebuah pesta kejutan untuk merayakan ulang tahun salah satu anggota keluarga Barbosa pada bulan lalu. Namun, keceriaan yang dirasakan saat momen tersebut berubah jadi tragedi setelah 18 orang terjangkit Covid-19.
Advertisement
Baca Juga
Tiga di antara anggota keluarga ini bahkan sampai harus dirawat di rumah sakit. Mereka adalah ayah Barbosa yang berusia 88 tahun, ibundanya yang berusia 86 tahun, dan saudarinya yang sedang menjalani kemoterapi kanker payudara.
"Semua orang mengatakan, 'Oh, ini keluargaku. Aku akan menemui saudaraku. Aku akan menemui sepupuku,' dan mereka pikir itu kata yang aman," kata Barbosa memulai kisahnya pada BuzzFeed News, dikutip Senin (29/6/2020).
Awalnya mereka tak yakin bila virus tersebut menyebar di antara anggota keluarga setelah menghadiri pesta ulang tahun pada 30 Mei 2020. Barbosa sendiri tak ikut dalam pertemuan itu.
Seiring waktu, ia meyakini tragedi yang dialami keluarganya bermula dari pesta di akhir pekan tersebut. Ia meyakini, keponakannya yang jadi tuan rumah pesta itu, adalah yang pertama kali terjangkit Covid-19 di tempat kerjanya.
Saat pesta digelar, ia mengalami batuk. Pada pagi harinya, beberapa lelaki di keluarga tersebut pergi main golf bersama, dan Barbosa berasumsi mereka kemungkinan juga terjangkit Covid-19.
"Hal berikutnya yang perlu Anda tahu, dua keponakanku ini tinggal bersebelahan dengan dia. Mereka menngalami batuk dan diare yang sama, sakit badan, dan mereka mulai sakit," kata Barboda. "Pada 6 (Juni), ada banyak gejala. Dan pada tanggal 9, kondisi orang-orang mulai sangat buruk. Dan pada tanggal 13, (keluargaku) harus membawa saudariku dan ibuku ke rumah sakit," tutur Barbosa.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kondisi Sang Ayah
Barbosa yang merupakan seorang sukarelawan dan fotografer itu mengatakan bahwa ia dan sang istri yang berprofesi sebagai dokter, tidak banyak menghabiskan waktu dengan keluarga besar mereka. Kalau pun bertemu, mereka selalu mengenakan masker dan menjaga jarak aman.
Meski begitu, tak semua anggota keluarga besarnya melakukan hal serupa. "Anak-anak merasa mereka kebal," ujarnya. "(Mereka bilang), kami aman. kami akan terus hidup, kami bahkan akan berlibur. Harga tiket sedang murah. Kami akan segera meluncur!"
Lalu, bagaimana kondisi anggota keluarganya yang sedang dirawat? Barbosa mengungkap, saudarinya sudah keluar dari rumah sakit, sedangkan sang ibu akan segera menyusul. Namun, kondisi ayahnya sangat parah.Â
Dokter yang merawat sang ayah sempat kesulitan mendapat plasma yang sesuai untuknya. Namun, kini transfusi plasma sudah berhasil dilakukan. Kondisi ayahnya sedikit membaik dan berharap ada antibodi yang didonasikan agar ayahnya bisa menjalani terapi plasma pasien sembuh.
"Aku berpesan bila Anda hendak menemui keluarga yang tidak tinggal bersama, pakailah masker dan tetap jaga jarak," kata Barbosa. "Aku ingin semua orang bersama dengan yang dicintainya. Aku ingin semua berhati-hati dan tidak berfoto atau selfie dengan 20 orang sekaligus," imbuhnya.
Advertisement