Sukses

Cerita Akhir Pekan: Berapa Bujet yang Harus Disiapkan untuk Menggelar Pernikahan di Masa Pandemi?

Menikah di saat pandemi bagi sebagian orang dianggap bisa jadi solusi mewujudkan pernikahan sederhana tanpa perlu khawatir jadi bahan gunjingan.

Liputan6.com, Jakarta -  Pandemi corona Covid-19 membuat banyak rencana tertunda mulai dari rencana bisnis, traveling hingga rencana pernikahan. Tapi untuk urusan nikah, ternyata tidak ada salahnya tetap melangsungkan pernikahan di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang.

Menikah di masa pandemi tanpa kehadiran banyak orang, ternyata membuat biaya pernikahan menjadi lebih irit. Hal itu membuat sebagian orang memimpikan menggelar pesta pernikahan sederhana tanpa perlu pusing memikirkan konsep busana, dekorasi, atau jenis hidangan.

Menikah di saat pandemi bagi sebagian orang dianggap bisa jadi solusi mewujudkan impian tersebut tanpa perlu khawatir jadi bahan gunjingan. Karena itu, pasangan Oki Fajar dan Wahyu Dewi mengaku sudah mantap untuk menikah pada Juli ini.

Sebelumnya, mereka sudah menetapkan akan menikah pada April 2020. Namun, pandemi corona Covid-19 yang melanda Indonesia membuat mereka sepakat untuk memundurkan waktu pernikahan. Memasuki masa new normal, Oki dan Dewi serta keluarga mereka akhirnya sepakat untuk menggelar pernikahan pada akhir Juli ini di Jakarta.

"Pandemi memang belum berlalu, tapi situasinya sekarang sudah agak lebih baik. Jadi kita sepakat buat menikah di bulan ini dengan resepsi yang sederhana saja, ya kita hanya mengundang keluarga sama orang-orang dekat saja. Acaranya kita tetap bikin di gedung tapi yang tidak terlalu besar karena memang yang diundang sedikit," terang Oki saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 3 Juli 2020.

Meski tidak menyebutkan angka pastinya, menurut Oki biaya pernikahannya nanti tidak sampai Rp20 juta. Rencana-rencana yang mendadak berubah memberi keuntungan finansial bagi Oki dan Dewi. Ia mengaku bisa menghemat hingga sekitar 60 persen pengeluaran pesta pernikahan.

"Sejak awal kita memang tidak mau bikin resepsi yang besar-besaran. Tapi dari keluarga maunya mengundang banyak orang. Kita sebenarnya sudah menyiapkan bujet cukup besar. Tapi dengan hanya bikin pesta kecil, kita nanti bisa nabung dan berhemat. Nah sekarang jadi momentum supaya kita bisa akad dan resepsi kecil-kecilan," ujar Oki.

Hal senada juga dijalankan pasangan Intan dan Daniel yang sudah melangsungkan pernikahan. Mereka bahkan sama sekali tidak menggelar resepsi setelah menikah di KUA (Kantor Urusan Agama). Keduanya menikah di KUA Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada awal April 2020.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 4 halaman

Biaya KUA dan Makan Bersama

"Biaya nikah di KUA sekitar Rp600 ribu, prosesnya cuma sekitar 20 menit. Setelah nikah kita nggak bikin resepsi. Di KUA kita juga nggak bisa bikin acara syukuran atau apa karena di kantor KUA maksimal cuma boleh diikuti 10 orang dalam ruangan," ungkap Intan saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 3 Juli 2020.

"Setelah akad nikah, kita makan di restoran. Kita cari restoran yang bisa makan di tempat. Ada 13 orang yang makan, termasuk saya dan suami, dan kita akhirnya bayar sekitar Rp1,5 juta. Setelah itu, kita pulang ke rumah sudah resmi sebagai suami istri," sambung Intan.

Intan mengaku, ia dan suami sudah sepakat untuk menikah pada 4 April 2020. Meski terjadi pandemi corona, keduanya tetap mantap dan yakin untuk mengucap akad di tanggal tersebut.

"Ya memang bisa menghemat bujet karena kita nggak bikin resepsi. Tapi sebenarnya, kita mau ngundang teman-teman kita juga tapi kan situasinya nggak menungkinkan juga," ucap Intan.

Lalu, berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggelar resepsi pernikahan di era new normal seperti sekarang ini?  Menurut beberapa Wedding Organizer (WO), biaya menggelar resepsi tak jauh beda dengan saat sebelum pandemi lantaran ada biaya tambahan untuk menjalankan prosedur protokol kesehatan.

Dalam pesan elektronik pada Liputan6.com, Jumat, 3 Juli 2020, mereka menyediakan beberapa paket seperti Bronze (Rp18 Juta), Silver (Rp25 juta) dan Gold (Rp33 juta). Lalu, ada paket yang lebih terjangkau yaitu tanpa rias dan busana pengantin. Ada paket Bronze (Rp15 juta), Silver (Rp22 juta) dan Gold (Rp28 juta). Kalau biaya pelaksanaan protokol kesehatan disiapkan pihak WO, ada biaya tambahan sekitar Rp2 juta.

3 dari 4 halaman

Wedding Virtual

Yang menarik, ada juga resepsi pernikahan yang digelar secara online.  Pernikahan dengan live via aplikasi zoom tersebut menjadi alternatif atau solusi tepat ditengah situasi pandemi Covid-19 dan memasuki new normal.

Bahkan ada WO yang menyediakan jasa resepsi pernikahan online atau sering disebut virtual wedding. Salah satunya adalah GM Production yang berbasis di Sleman, Yogyakarta.

Dalam pesan elektronik pada Liputan6.com, Jumat, ada beberapa paket yang mereka tawarkan. Ada Diamond Package (Rp15 juta), Silver Package (Rp7,5 juta) dan Gold Package (Rp12 juta).

Pihak WO nantinya akan menyediakan layar LED agar pengantin bisa berkomunikasi dengan para tamu. Virtual wedding ini akan dilakukan melalui aplikasi zoom, sehingga calon pengantin bisa berinteraksi dengan ratusan hingga ribuan tamu. Selain itu pernikahan bisa disaksikan melalui live streaming di Instagram atau Youtube.

Meski banyak orang yang menunda pernikahan di tengah pandemi, sebagian pasangan memutuskan untuk tetap menggelar pernikahan. Hal itu dimaklumi oleh financial planner Reynar Rasyidin dari MM Fiancial.

Salah satu alasan utamanya adalah bisa menghemat bujet sehingga bisa dialihkan ke pengeluaran lain yang dianggap lebih diperlukan usai mereka menikah nanti.

4 dari 4 halaman

Investas atau Biaya Hidup

"Jadi bagi sebagian orang, yang paling utama itu menikah secara resmi, ya selama pandemi ini biasanya dilaksanakan di kantor KUA. Ada yang menggelar resepsi kecil-kecilan, ada yang sekadar bikin syukuran atau bahkan ada yang tidak bikin perayaan sama sekali. Alasan tiap orang atau pasangan pasti beragam. Tapi faktor keuangan termasuk faktor utama," terang Reynar pada Liputan6.com, Sabtu, 4 Juli 2020.

"Bujet yang tadinya disiapkan untuk pesta atau resepsi, bisa dialihkan untuk keperluan lain. Bisa untuk investasi, tabungan, untuk membeli barang-barang yang lebih diperlukan atau bisa juga untuk biaya hidup sehari-hari setelah mereka resmi menikah," tambahnya.

Reynar menambahkan, bisa jadi selama ini banyak pasangan yang sebenarnya ingin menikah secara simpel atau sederhana saja, tapi tetap menggelar pesta karena mungkin ada ketentuan atau bahkan desakan dari pihak keluarga. Momen pandemi bisa dimanfaatkan sebagian pasangan untuk menikah tanpa harus bikin resepsi, mereka jadi punya alasan kuat karena situasinya memang kurang memungkinkan.

"Mungkin saja ini hikmah tersembunyi dari pandemi, mereka yang baru atau akan menikah bisa menabung lebih banyak atau terbebas dari hutang atau pinjaman. Tapi kan ada juga yang penghasilannya menurun selama pandemi ini, jadi itu tergantung dari tiap orang. Ini bisa jadi momen untuk bisa menghemat bujet pernikahan, tapi bagi sebagian lainnya mungkin saja sebaliknya. Tapi yang jelas dari sisi keuangan, menikah di masa pandemi bisa lebih menghemat biaya," pungkasnya.