Liputan6.com, Jakarta - Kejeliannya dalam menagkap peluang bisnis di era digital patut diacungi jempol. Pria bernama lengkap Jehian Panangian Sijabat sejak pertengahan 2019 memulai karier sebagai manajer bagi sejumlah influencer berbakat di luar negeri. Diakuinya, sebelum menekuni profesi tersebut, awalnya Jehian merupakan seorang profesional yang bekerja di perusahaan ternama.
Namun pekerjaan itu akhirnya ia tinggalkan dan lebih memilih untuk merintis bisnis sendiri. Menurut pria kelahiran Jakarta, 8 Mei 1996 yang juga jebolan S1 Teknik Dirgantara ITB ini, terkait pendidikan, dirinya juga pernah mengikuti exchange summer school di National University of Singapore.
"Setelah lulus dari ITB pada oktober 2018 lalu, saya sempat bekerja sebagai Project Lead di sebuah konglomerat Indonesia yang mau membuat perusahaan baru. Waktu itu perusahaannya stasiun TV perempuan pertama di Indonesia," ucap Jehian.
Advertisement
Baca Juga
Tak lama, pada Juli 2019 ia memilih resign dan memilih pekerjaan sebagai talent manajer secara full time. Pekerjaannya pun tak main-main, sebab Jehian berhasil menggaet para influencer di luar negeri untuk bergabung dalam manajemen yang dikelolanya.
Di bawah bendera Drama Managerial Talent Pool, kini Jehian menaungi sejumlah influencer beken di luar negeri, antara lain Jerome Polin/Nihongo Mantappu (IG: @jeromepolin), Jang Hansol/Korea Reomit (@hansoljang110), Turah Parthayana (@turahparthayana), Leonardo Edwin (@leo_edw), Maria Clarin (@mariadelouvre), Erika Ebisawa (@erika_ebisawa), Takuya Ohsawa (@oke_jadi), dan Waseda Mantappu Boys yang terdiri dari Tomo, Otsuka, dan Yusuke.
Pemilik akun Instagram @jehianps ini menjelaskan, dirinya lebih berkonsentrasi untuk menghandle para influencer yang tinggal di luar negeri, akan tetapi mereka membuat konten untuk orang di Indonesia.
"Talent saya ada yang di Korea, Jepang, AS, Rusia. Mereka bikin konten untuk orang Indonesia," sebut Jehian. Kakak kandung dari Jerome Polin ini menegaskan, menjadi manajer bagi banyak influencer dan content creator dari berbagai negara seperti ini merupakan tantangan tersendiri baginya.
Mulai dari perbedaan zona waktu, peraturan, hingga kultur perusahaan-perusahaan multinational yang menjadi kliennya. "Contohnya, banyak perusahaan Jepang yang masih tidak terbiasa dengan digital marketing menggunakan Youtuber, mereka terbiasa menggunakan iklan TV. Jadi perlu ekstra hati-hati dalam negosiasi dan eksekusi kerjasama," ucap pria 24 tahun tersebut.
Namun uniknya lagi, di saat kata 'manajer influencer' erat dengan sosok yang sibuk/fokus dengan urusan bisnis talent-nya saja, Jehian justru dikenal di kalangan followers/subscribers para talentnya.
Hal ini terlihat lewat jumlah followers pada social media yang dimiliki Jehian seperti Instagram yang mencapai 108 ribu followers, dan Twitter di angka 130 ribu. Jumlah tersebut tentu tergolong tidak sedikit.
"Menurut saya seorang manajer harus approachable. Oleh karena itu, saya sering berinteraksi dengan fans, dan menjadikan social media saya sebagai portal informasi seputar talent saya. Misalnya jadwal kegiatan, update konten, dan sebagainya," tutupnya.