Sukses

Cerita Hotel Apung Pertama di Dunia, Tujuannya ke Australia Malah Berakhir di Korea Utara

Hotel apung ini kali pertama membuka pintu mereka untuk turis pada 1988.

Liputan6.com, Jakarta - Adalah John Brewer Floating Hotel, akomodasi yang tercatat sebagai hotel apung pertama di dunia. Membuka pintu untuk publik pada 1988, perjalanan penginapan inovatif ini jauh dari mulus.

Melansir laman Bored Panda, Kamis, 9 Juli 2020, properti yang dibuat di Singapura ini awalnya bermaksud memperlihatkan cantiknya kawasan Great Barrier Reaf, Australia. Dengan janji surga di tengah laut, hotel lima lantai ini terdiri dari 200 kamar, sejumlah kelab malam, bar, restoran, helipad, lapangan tenis, dan 50 kursi observatorium bawah laut.

Saat pertama beroperasi, hotel apung ini punya 98 staf dan dapat mengakomodasi 356 tamu di 140 double rooms dan 34 suites mewah. Ironinya, properti yang bermaksud memperkenalkan cantik laut Australia itu malah berujung kontroversi.

Koral di rencana tempat hotel apung tersebut berada ditiadakan dan penemuan ini mendapat kritik keras dari para konservasionis. Tak sebegitu lama setelah sampai dari Singapura, hotel ini malah terkena angin topan.

Kejadian tersebut membuat kondisi keuangan perusahaan gonjang-ganjing. Menurut laporan Southern Cross University, perusahaan pemilik hotel apung tersebut kehilangan 7,89 juta dolar atau 87--88 tahun finansial.

Tak lagi bisa menanggung kerugian, hotel apung ini dijual ke perusahaan Jepang dan dipindahkan ke Ho Chi Minh City, Vietnam. Selama berada di sana, bangunan ini beroperasi di bawah nama Saigon Floating Hotel sebagai lokasi favorit menikmati nuansa malam selama 10 tahun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Berakhir di Korea Utara

Kembali diterpa masalah keuangan, hotel apung yang semula dimaksudkan berada di Australia ini malah berakhir ke tangan sebuah perusahaan Korea Utara. Hotel ini dipindahkan ke pesisir dekat perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan dan dimanfaatkan sebagai atraksi bagi turis Negeri Ginseng. 

Pada 2008, 10 tahun setelah beroperasi di Korea Utara, terjadi insiden seorang warga Korea Selatan ditembak tentara Korea Utara. Kejadian ini berujung penutupan hotel sampai 2018 saat pemimpin kedua negara memutuskan membuka kembali hotel ini.

Rencana penghancuran dan pembangunan kembali properti ini dilaporkan tengah berlangsung. Pergantian wajahnya membuat riwayat hotel apung pertama di dunia pun selesai.