Sukses

Sejumlah Negara Eropa Tak Ingin Wisatawan Inggris Liburan di Negara Mereka

Akibat pandemi corona covid-19, banyak negara Eropa yang ingin melarang liburan di negara mereka. Negara mana saja?

Liputan6.com, Jakarta - Para wisatawan Inggris diimbau untuk menjauh dari tujuan liburan di Eropa karena industri pariwisata yang dilanda pandemi dimulai kembali setelah koronavirus. Hal ini terungkap dari jajak pendapat YouGov yang menemukan bahwa orang-orang di Spanyol, Prancis, Italia, dan Jerman menentang warga Inggris daripada pengunjung dari negara Eropa lainnya.

Hanya wisatawan dari Tiongkok dan Amerika Serikat yang dianggap kurang diinginkan daripada orang Inggris karena tingkat infeksi koronavirus yang tinggi. Orang Spanyol adalah yang tersulit bagi orang Inggris, dengan 61 persen responden menyerukan larangan total bagi mereka untuk memasuki negara itu, seperti dikutip dari laman Express, Kamis, 9 Juli 2020.

Jajak pendapat itu mensurvei 1.000 orang di masing-masing dari sepuluh negara setelah pemerintah mengumumkan para pelancong dari Inggris akan dapat mengunjungi 59 negara tanpa perlu karantina saat mereka kembali ke rumah. Namun, sebagian besar orang Inggris juga mengisyaratkan mereka tidak tertarik pada perjalanan negeri, meski pembatasan dikurangi.

Hanya 21 persen responden mengatakan bahwa mereka "akan mempertimbangkan untuk mengunjungi Prancis dan Spanyol musim panas ini. Sementara itu, 18 persen warga Inggris memilih ke Jerman dan 17 persen Italia.

Studi ini fokus pada pertanyaan tentang kebiasaan perjalanan orang dan prospek wisatawan asing yang tiba di negara mereka. Orang-orang dari seluruh Eropa dan AS "umumnya menentang untuk mengizinkan turis asing" karena risiko yang ditimbulkan oleh penyebaran Covid-19. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Orang Prancis, Italia, dan Jerman

Namun, penelitian ini melihat perkembangan beberapa tren nyata ketika datang ke negara-negara tertentu. "Orang-orang Eropa daratan ingin turis Inggris menjauh," katanya. "Orang-orang di Prancis, Italia dan Jerman lebih cenderung menentang turis Inggris yang datang untuk musim panas ini daripada turis dari negara-negara Eropa lainnya," tambah peneliti.

Inggris menderita jumlah kematian akibat virus corona terbanyak di Eropa, dan tertinggi ketiga di dunia setelah AS dan Brasil. Di Spanyol, antara 40 dan 54 persen responden menentang wisatawan yang datang ke negara mereka dari negara-negara Eropa lainnya, tetapi angkanya melonjak hingga 61 persen untuk warga Inggris. Antara 32 dan 46 persen orang Prancis tidak menginginkan pengunjung untuk negara-negara Eropa lainnya, tetapi 55 persen menentang turis Inggris.

Sekitar 58 persen orang Jerman dan 44 persen orang Italia juga menentang membiarkan orang Inggris yang berkunjung ke negara mereka. Mereka mengatakan pandemi itu jelas membuat orang enggan bepergian ke luar negeri.

Hanya di Skandinavia, penelitian ini mendapatkan hasil yang berbeda, dengan lebih banyak pertentangan yang diperlihatkan kepada wisatawan dari Swedia daripada yang dari Inggris. Swedia adalah satu-satunya negara Eropa yang tidak memberlakukan lockdown yang signifikan untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

"Sementara, orang Skandinavia masih enggan mengizinkan turis Inggris, mereka lebih disibukkan oleh turis Swedia. Di Denmark, Norwegia, dan Finlandia, wisatawan Swedia adalah yang paling ditentang dari semua wisatawan Eropa," kata peneliti.