Liputan6.com, Jakarta - Warga dan para pelaku usaha di Vermont kini tak lagi boleh membuang sisa makanan apapun bentuknya, baik berbentuk utuh, kulit, hingga biji, ke tempat sampah. Vermont merupakan negara bagian pertama di Amerika Serikat yang menerapkan kebijakan tersebut per 1 Juli 2020.
Dikutip dari weather.com, Minggu (12/7/2020), Vermont memberlakukan aturan tersebut baik untuk individu maupun pelaku bisnis, termasuk restoran dan supermarket. Solusinya, pemerintah mendorong warga untuk mengomposnya, atau memberikannya kepada hewan ternak, atau menyalurkannya ke tempat yang telah disiapkan.
Advertisement
Baca Juga
Menghilangkan sisa makanan dari tumpukan sampah diharapkan bisa menyisakan ruang di tempat pembuangan akhir dan upaya penting dalam melawan pemanasan global yang mencetuskan perubahan iklim. Hal itu disampaikan Anne Bijur, seorang analis lingkungan di Departemen Konservasi Lingkungan Vermont.
"Kita hanya punya satu tempat pembuangan akhir yang masih beroperasi di Vermont sehingga ruang yang tersisa sangat terbatas, dan kami ingin menyimpannya untuk material yang tidak lagi dipindahkan ke mana pun," kata Bijur.
Ia juga menjelaskan kaitan antara sampah makanan dengan efek rumah kaca. Menurut dia, ketika material organik, baik makanan maupun tanaman, masuk ke TPA, akan berubah menjadi gas metan yang sangat berpengaruh pada efek rumah kaca.
"Jadi, kami mencoba menekan emisi gas rumah kaca," ujarnya.
Rata-rata rumah tangga di AS membuat 31,9 persen makanan yang dibelinya, berdasarkan studi Penn State University yang dipublikasikan Januari lalu. Departemen Pertanian AS memperkirakan secara nasional, setiap orang membuat 219 pound atau sekitar 110 kilogram makanan per tahun.
Jumlah sampah organik yang dihasilkan retailer bahkan lebih besar. Pada 2010, pangan yang hilang dan jadi sampah totalnya mencapai 31 persen dari suplai pangan AS, atau bernilai 162 miliar dolar AS menurut USDA.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Komposting Lebih Baik
Komposting dianggap solusi terbaik untuk mengurangi dampak sisa makanan yang tak dikonsumsi sekaligus menyelamatkan tempat pembuangan akhir. Mengompos sisa makanan akan lebih menghasilkan oksigen yang bisa memblok metan.
"Ketika Anda mengomposnya di rumah, ada oksigen yang masuk dalam proses itu," ujar Bijur. "Tetapi ketika Anda menempatkan sisa makanan di TPA, mereka jadi tertumpuk dan menciptakan proses anaerobik sehingga tidak ada oksigen, sehingga secara kimiawi, berubah, dan itulah saat metan diproduksi,"
Pelarangan sampah makanan adalah fase final dari hukum daur ulang universal yang berlaku di Vermont dan disetujui pada 2012. Penerapan bertahap memberi waktu kepada produsen besar, seperti restoran dan toko retail untuk menyusun proses dan infrastruktur agar menaati aturan tersebut.
Bijur mengatakan aturan tersebut serupa dengan konsep daur ulang plastik ataupun gelas. "Makanan mengandung nutrisi yang bermanfaat yang sangat baik untuk tanah. Jadi, kenapa kita tak mempertahankannya di tanah kita?" ujarnya.
Pejabat Vermont berharap larangan itu akan membuat produsen makanan dan konsumen berpikir dua kali tentang juga makanan yang mereka buang menjadi sampah. "Melakukan sesuatu sesederhana makan semua makanan yang Anda beli, Anda bila melawan perubahan iklim," kata Bijur.
Advertisement