Sukses

Perjuangan Mahasiswa Skotlandia Naik Sepeda ke Yunani Selama 48 Hari

Mahasiswa Skotlandia itu hanya berbekal sarden kalengan, selai kacang, dan roti selama perjalanan bersepeda demi pulang ke Yunani.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 melahirkan beragam kisah menyentuh. Salah satunya adalah perjuangan mahasiswa yang rela naik sepeda dari Skotlandia, negara di mana ia menempuh pendidikan, ke kampung halamannya di Yunani.

Dilansir dari CNN Travel, Rabu, 15 Juli 2020, mahasiswa bernama Kleon Papadimitriou tidak dapat pulang karena penerbangan dihentikan akibat dari pandemi. Karena itu, ia memutuskan untuk bersepeda sejauh 2.175 mil atau sekitar 3.500 kilometer.

"Baru saja saya sadar betapa besar pencapaian ini," katanya yang menempuh perjalanan naik sepeda selama 48 hari tersebut.

"Saya belajar banyak hal tentang diri, batasan, kekuatan, dan kelemahan saya. Saya sangat berharap bahwa perjalanan menginspirasi setidaknya satu orang lagi untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mencoba sesuatu yang baru, sesuatu yang besar," tambahnya.

Papadimitriou saat ini akan memulai tahun ketiga studinya di University of Aberdeen, Skotlandia. Ia mengatakan, memilih untuk mencari penerbangan pulang dalam beberapa hari terakhir di Maret.

Sebagian dari teman-temannya sudah pergi, namun ia masih bertahan untuk memastikan tak akan ketinggalan pelajaran. Pria berusia 20 tahun ini memesan tiga penerbangan, tetapi semuanya dibatalkan.

"Pada awal April saya tahu, saya akan menghabiskan setidaknya bulan berikutnya di karantina di Aberdeen," tambah mahasiswa asal Yunani itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menjelajah dengan Bersepeda

Terpisah ribuan kilometer dari keluarga membuat ia meneliti apa yang harus dilakukan untuk menempuh perjalanan dengan bersepeda. Sempat ikut kompetisi pada 2019 dan berlatih singkat tahun ini selama beberapa minggu menjadi bekalnya untuk pulang.

Ia lalu membeli sepeda dan memberi tahu teman-temannya dan menyampaikan kabar ini kepada orangtua. Ayahnya menawarkan satu syarat adalah mengatur aplikasi yang memungkinkan keluarganya untuk dapat melacak keberadaannya selama perjalanan.

Pada 10 Mei, berbekal ikan sarden kalengan, selai kacang dan roti, kantung tidur, tenda, dan peralatan untuk sepedanya, Papadimitriou memulai perjalanan ke kampung halaman. Kepada CNN, ia menyebut, perjalanannya antara 35 hingga 75 mil per hari, menyeberang awalnya melalui Inggris lalu ke Belanda.

Berlanjut ke Jerman, Austria, dan bersepeda di sepanjang pantai timur Italia, sebelum naik perahu ke pelabuhan Patras, Yunani. Dari sana, ia bersepeda ke wilayah Athena. Baru pada 27 Juni, hampir 50 hari sejak pertama berada di jalan, ia tiba di rumah.

"Sangat emosional. Berasal dari keluarga dengan orangtua suka bertualang saat muda, melihat saya mengikuti jejak mereka, saya pikir sangat emosional bagi mereka dan jelasa memberi saya banyak makna," jelasnya.