Sukses

Cerita Lelaki Sikh Didiskriminasi karena Pakai Turban

Sepenggal kisah sarat diskriminasi ini diungkap di Hari Harmoni Rasial, selebrasi unik untuk merayakan keberagaman ras di Singapura pada Selasa, 21 Juli 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Ada cerita kurang menyenangkan dalam peringatan Hari Harmoni Rasial, selebrasi unik untuk merayakan keberagaman ras di Singapura yang jatuh pada Selasa, 21 Juli 2020. Sepenggal kisah sarat diskriminasi ini dibagikan pengguna Facebook, Parvitar Singh, dalam serangkaian unggahan yang kemudian jadi sorotan.

Pada Senin, 20 Juli 2020, Singh berbagi pengalaman saat melamar kerja di sebuah organisasi bisnis. Posisi ini, katanya, mengharuskan adanya interaksi langsung. Singh pun menerima telepon berisi kabar baik bahwa dirinya dinilai cocok mengisi posisi tersebut.

Sayang, penerimaan ini datang bersama sisi ketidaktahuan budaya. Berdasarkan pernyataan Singh, penelepon dari organisasi tersebut menyebut pihaknya tak nyaman melihat turban yang dikenakan.

Simbol religius tersebut bahkan dideskripsikan sebagai semacam kain di kepala. Singh pun menjawab dengan menerangkan haknya untuk bekerja dan hidup sebagai warga Singapura pemeluk Sikh yang tak jadi masalah saat bertugas di Angkatan Udara Republik Singapura.

Perempuan sebagai penelepon itu kemudian mengungkap keterkejutan bahwa Singh sempat jadi bagian Angkatan Udara. Jengah mendengar pernyataan senada, Singh menyebut akan melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib yang direspons dengan permintaan maaf dari si penelepon.

"Bukan kali pertama terjadi dan sedikit mengerikan sebagai warga negara ini saya diberi tahu saya tak bisa melakukan apapun bila memakai turban," tulisnya sembari mengatakan akan berusaha agar tak ada orang lain yang bernasib sepertinya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jaga Harmoni Agama dan Rasial

Pada sambungan unggahan pertamanya yang mengundang lebih dari dua ribu reaksi dan share, Singh mengungkap dirinya mendapat nasihat legal untuk mengatasi masalah ini. Juga, telah berkomunikasi dengan organisasi tersebut yang secara resmi mengungkap permintaan maaf.

Kendati kecewa, Singh mengaku bakal memberi kesempatan pada perusahaan tersebut untuk berkomunikasi dengannya sebelum memutuskan bakal membuat laporan terkait masalah diskriminasi.

"Mari kita selalu bersatu untuk melawan diskriminasi dan rasisme dalam bentuk apapun. Perbuatan macam itu tak punya ruang di lingkungan sosial kita, di negara kita yang luar biasa," ujarnya dilansir dari AsiaOne, Rabu (22/7/2020).

Tetap tak mengungkap nama perusahaan tersebut, Singh hanya ingin menekankan dalam perayaan Hari Harmoni Rasial untuk bersama-sama mengawal kebebasan dan kemananan harmoni agama, serta rasial di Singapura.

Â