Sukses

Seorang Analis Keuangan Rela Berhenti Kerja demi Jadi Seniman Kucing

Karena keputusannya, sang seniman kucing telah memenangkan 10 penghargaan desain bulu kucing nan eksentrik.

Liputan6.com, Jakarta - Kucing jadi salah satu opsi hewan peliharaan favorit. Binatang berkaki empat ini juga bisa mendatangkan keuntungan berupa penghargaan.

Hal itu terjadi pada perempuan asal Cornelius, North Carolina, Amerika Serikat, Patricia Katherine Lee. Ia rela berhenti dari pekerjaannya sebagai analis keuangan dan memilih jadi seniman kucing, seperti dikutip dari Metro, Sabtu, 27 Juli 2020.

Patricia hingga kini telah memenangkan 10 penghargaan berkat desain bulu kucingnya yang eksentrik. Perempuan 39 tahun itu jadi perawat kucing warna-warni mengikuti lonjakan popularitas perawatan anjing dalam beberapa tahun terakhir. "Perawat kucing kreatif adalah karier sekaligus passion saya," ujarnya.

Patricia menambahkan, ia telah membuat desain pada bulu kucing yang terinspirasi dari Skotlandia, kain damask, dan wallpaper Moulin Rouge. Ia juga mendapat banyak penghargaan dari mendesain bulu kucingnya.

"Di pameran, kucing-kucing tersebut dinilai melalui runway show. Ini seperti catwalk dengan kucing asli. Saya selalu menggunakan kucing dan saya memahaminya lebih baik daripada orang lain," imbuhnya.

Sebelum memulai bisnisnya mendesain bulu kucing, Patricia menghabiskan satu setengah tahun bekerja di sebuah perusahaan. "Saya adalah orang seni dan perawat kucing adalah jalan keluar kreatif bagi saya," ucapnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Komentar Negatif

Saat ini, Patricia secara kreatif merawat lebih dari tiga puluh kucing berbeda. Ia sempat sedih karena salah satu kucing yang dijadikan bintang saat tampil di catwalk, Princess Shadowina, mati, beberapa bulan lalu.

Ia sekarang melatih dua kucing peliharaan, Special Agent Gibbs berusia dua setengah tahun dan Baby IV berusia lima setengah tahun, untuk jadi model catwalk berikutnya dan memamerkan desain bulu-bulu nan menarik.

"Anjing dapat membimbing diri mereka sendiri di catwalk untuk dinilai dalam kompetisi, tapi saya harus mengarahkan kucing sendiri," ucapnya.

Butuh waktu lebih lama untuk merawat kucing ketimbang anjing karena kucing tidak bisa diam. Bagi Patricia, kucing lebih banyak bergerak, berbaring, dan berputar-putar sehingga merawatnya butuh waktu dua hingga tiga jam sehari, sedangkan merawat anjing waktunya lebih sedikit.

Atas aktivitasnya itu, Patricia mendapat banyak komentar negatif. Mereka menuding Patricia memperlakukan kucing dengan kejam, tapi ia yakin kucing suka dirawat, seperti ia suka merawat kucing.

"Ini tidak kejam karena tidak mendesain pada setiap bulu kucing. Ini semua dilakukan hanya pada kucing yang tepat. Jika kucing tidak suka didesain, itu bukan kucing yang tepat. Itu tergantung pada karakter kucing," tegasnya.