Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, Bakauheni, Lampung, dikenal sebagai dermaga pelabuhan yang menjadi salah satu gerbang masuk penting dari Jawa ke Sumatra. Fungsinya kini bakal diperluas dengan menjadi kawasan pariwisata terintegrasi seluas 200 hektare.
Kawasan pariwisata ini memiliki konsep Bakauheni Harbour City, yakni area pembangunan terletak sebelum gerbang masuk jalan tol Bakauheni Selatan. Pembangunan kawasan akan dilakukan bersama oleh ASDP Indonesia Ferry (persero), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (persero) (ITDC), Hutama Karya, dan Pemerintah Provinsi Lampung.Â
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio meninjau perencanaan pembangunan itu pada Sabtu, 25 Juli 2020.Â
Advertisement
Baca Juga
"Ini diharapkan bisa menjadi destinasi tepi laut yang penuh dengan semangat dan energi baru yang berdampak positif dari berbagai aspek bagi masyarakat Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (27/7/2020).
Menparekraf menilai potensi yang ada di Bakauheni sangat besar dan penting untuk segera dikembangkan. Tidak hanya sebagai destinasi wisata, tapi juga akan menyerap tenaga kerja sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Ada tempat yang bagus seperti ini, dekat dari Jakarta. Kita bisa kembangkan dengan lebih baik dari destinasi yang ada di luar negeri karena kita memiliki sumber daya alam dan budaya yang tinggi sehingga bisa menjadi keunikan tersendiri," kata Wishnutama.
Ia pun mendorong agar pengembangan kawasan bisa dilakukan secara bertahap. Terlebih ke depan Pemerintah akan mendorong pergerakan wisatawan Nusantara dalam masa adaptasi kebiasaan baru.
"Pengembangannya tidak perlu menunggu sampai 2024, kita bisa mulai dulu dari apa yang kita bisa lakukan secara cepat. Kita bisa tarik investasi hotel dulu ke sini, lalu kita promosikan dengan baik sehingga akhirnya bisa menarik investasi lain dengan cepat," sambungnya.
Kunjungan ke Bakauheni juga dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi, dan Gubernur Provinsi Lampung Arinal Djunaidi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Target Pengembangan
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi menjelaskan, pembangunan kawasan pariwisata akan dimulai dari Menara Siger. Pada tahap awal, Menara Siger yang menjadi salah satu ikon destinasi di Lampung Selatan ini akan dikembangkan menjadi Museum Krakatau. Selanjutnya, secara bertahap dengan keberadaan theme park, hotel, dan skywalk.
"Kami mengelola lahan seluas 80 hektare, kemudian juga ada lahan milik Hutama Karya, pemerintah provinsi, dan swasta. Total lahan yang potensi untuk dikembangkan sekitar 200 hektare," ujar Ira.
Ira menerangkan pengembangan kawasan itu tidak terlepas dari potensi market, yakni trafik baik kendaraan maupun orang yang melintasi Pulau Jawa dan Pulau Sumatra dengan memanfaatkan kapal penyeberangan ferry Merak-Bakauheni. Terlebih dengan program infrastruktur yang dicanangkan Presiden Joko Widodo berupa pembangunan jalan tol, jumlah trafik orang dan kendaraan juga dipastikan akan meningkat.
Dengan tol Trans Sumatera yang saat ini baru beroperasi dari Lampung ke Palembang saja, peningkatan trafik sudah mencapai 40 persen. Pada 2019, tercatat hampir 23 juta orang yang melintasi kawasan ini.
"Kalau 10 persennya saja dari jumlah itu (ditarik sebagai wisatawan), sudah besar sekali. Jadi kita berusaha mencoba menangkap potensi itu dengan memastikan rencana pengembangan yang baik, mulai dari konsep hingga pembangunan fisik. Ditargetkan pada 2024 pengembangan kawasan pariwisata terintegrasi di Bakauheni ini bisa selesai," kata Ira.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, pembangunan kawasan terintegrasi pariwisata di Lampung Selatan diharapkan dapat menjadikan Bakauheni sebagai destinasi alternatif, khususnya bagi warga ibu kota maupun sejumlah provinsi di Sumatra juga wisatawan lokal untuk berwisata. Lampung juga memiliki deretan potensi pariwisata indah dan menarik lainnya, seperti Anak Gunung Krakatau, Pulau Kiluan, dan Pulau Pahawang.
"Inilah yang coba kita bangun bersama dan ditargetkan semua selesai di tahun 2024 dan tentunya dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN. Terkait perizinan, kemudahan, dan hal pendukung lainnya tanggung jawab kami untuk segera diselesaikan," kata Arinal.
Advertisement