Liputan6.com, Jakarta - Masa pandemi corona Covid-19 membawa banyak perubahan, termasuk di industri fashion. Tak sedikit rumah mode yang menggagas terobosan baru untuk mempersembahkan karya, begitu pula dengan Dior.
Dilansir dari laman Vogue, Senin (27/7/2020), rumah mode asal Prancis ini membuat langkah berbeda dengan menggelar peragaan busana Dior Cruise pada Rabu, 22 Juli 2020. Penyelenggaraannya dilaporkan berlatar Piazza del Duomo di Lecce, kota kecil di Puglia, Italia.
Selain model, tim Dior, sejumlah klien, dan penduduk setempat berkumpul menyaksikan peragaan busana di barisan depan dan di balkon luar alun-alun. Gelaran di piazza sangat diinginkan direktur kreatif Dior, Maria Grazia Chiuri.
Advertisement
Para selebritas, influencer, serta jurnalis mode yang biasanya menghadiri show Dior jadi bagian dari 20 juta orang yang menonton secara digital. Karena Chiuri membuat kebiasaan dengan koleksi resor terbaru, ia menyoroti kerajinan dan perajin asli daerah tersebut.
Baca Juga
Adapun kolaborasi dibuat lebih resonan dengan fakta yang dicapai di tengah lockdown. Marinella Senatore membuat konsep luminarie yang berjajar di piazza, beberapa di antaranya direproduksi dalam koleksi print.
Marilena Sparacsi bertanggung jawab atas bordir tombolo langka yang menghiasi salah satu gaun Chiuri. Barang-barang koleksi dibuat Yayasan Le Constantine yang didirikan dua bersaudara Giulia dan Lucia Starace untuk melestarikan bentuk desain tekstil ini.
Orkestra dan tarian yang juga dari lokal, dan siaran pers menambahkan banyak mitra lain. Koleksi 90-an menghapus perbedaan antara humble dan haute. Terdapat gaun pinafore, rok blanket-fringe, juga sweater rajutan tangan. Model mengenakan saputangan di rambut mereka dan sepatu bot tanpa hak.
"Fesyen harus nyaman, itu bagian dari DNA saya," kata Chiuri, direktur kreatif Dior dalam Zoom preview.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sentuhan Wilayah Setempat
Chiuri juga menambahkan korset kulit buatan tangan pada banyak gaunnya yang lebih tembus pandang dan tidak terstruktur. Ayah Chiuri berasal dari Puglia, hingga ia memiliki kedekatan pribadi dengan wilayah setempat.
Namun, ia memperjuangkan para perajin di kawasan tersebut yang sama-sama jadi bagian dari proyek feminisnya. "Penting bagi masyarakat setempat untuk memahami nilai tradisi mereka," katanya.
"Mungkin hal terpenting yang saya mengerti selama empat tahun ini di Dior, di Paris mereka sangat bangga dengan tradisi mereka. Fashion adalah bagian dari warisan budaya mereka. Tapi, kami tidak memiliki sikap yang sama di Italia," kata Chiuri.
"Mungkin itu karena tradisi ini dibuat perempuan di rumah, jadi ada ide bahwa ini adalah pekerjaan rumah tangga. Mereka tidak berpikir itu karya kreatif. Mereka tidak memberi nilai yang sama, tidak merayakannya," ucapnya.
"Dengan pertunjukkan ini, saya berharap dapat memberikan sudut pandang berbeda pada masyarakat setempat tentang hal itu. Ini bukan hanya dialog dengan audiens kami di luar, tetapi juga dialog dengan wilayah," sambungnya.
Advertisement