Liputan6.com, Jakarta - Bali salah satu destinasi wisata yang tak hanya terkenal di Indonesia, tapi juga di dunia. Meski di tengah pandemi, banyak wisatawan asing yang tinggal di Pulau Dewata itu.
"Di Bali ada sekitar 6.500 wisatawan. Kebanyakan mereka lebih suka tinggal di daerah pesisir. Terlebih lagi Bali sudah dibuka untuk lokal," ujar Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat acara Planet Tourism Indonesia 2020 secara virtual, Rabu, 29 Juli 2020.
Advertisement
Baca Juga
Sukawati mengatakan, para turis asing saat ini sudah mulai surfing di pantai dan mereka juga sudah mulai ke luar. Sebelumnya, mereka sembunyi-sembunyi di rumah, tapi sekarang sudah mulai keluar.
"Ada memang yang terdampar karena tidak bisa pulang, tapi juga ada kesengajaan mereka ke Bali. Ada satu keluarga dari Eropa, mereka mengajak anak dan istrinya untuk tinggal di Ubud," imbuh Sukawati.
Tentang beberapa kegaduhan yang terjadi di Bali, Sukawati menyebut hal itu terjadi karena mereka mengadakan pesta. Pesta sebagai ungkapan kebahagiaan mereka bisa bertemu dengan teman-temannya. Meski paham, pihaknya berusaha mengingatkan para turis asing tersebut.
"Tapi kami selalu ingatkan, terutama di desa adat, sebagai bentuk rukun. Dalam batas-batas tertentu, mereka masih memperhatikan social distancing dan sebagainya. Tapi ada hal-hal lain yang sifatnya empati. Jika dalam situasi seperti ini kalau kita berlebihan mengekspresikan kegembiraan juga, jangan berapi-api juga. Ini juga yang kita perlu jaga," imbuh Sukawati.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jangan Terlalu Senang
Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan mereka yang datang kembali ke Bali perlu memperhatikan etika saat berlibur. Pasalnya, masih banyak orang yang sedang berjuang untuk kesembuhan akibat terpapar virus. Belum lagi, sejumlah tenaga medis meninggal dunia akibat Covid-19.
"Jadi, tidak sekadar menerapkan batas-batas protokol kesehatan, tapi juga batas batas-batas etika yang kita kontrol di Bali," imbuh Sukawati.
Sukawati menambahkan, Covid-19 ikut mempengaruhi perekonomian masyarakat Bali. "Tapi juga kian menguatkan mereka terhadap kebesaran Tuhan," imbuhnya.
Advertisement