Liputan6.com, Jakarta - Tak sekadar jadi aksesori pelengkap tampilan, saat menggagas ide jam tangan lokal bertahun silam, founder sekaligus CEO Garvinoes, Yusuf Kurnia Irawan, berupaya menambah nilai-nilai sarat makna ke dalam produksi barang tersebut.
"Jam tangan kayu umumnya full material kayu, tidak ada sentuhan urban. Setelah riset, saya memunculkan ide jam tangan lokal yang materialnya memadukan kayu dan baja," ucap Ibe, begitu saapan akrabnya, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 4 Agustus 2020.
Jauh sebelum memulai bisnis di 2016, Ibe bercerita sudah meriset jenis kayu paling pas untuk dijadikan jam tangan. "Akhirnya ketemu perusahaan, mereka kayak buat furniture, dan setiap harinya menghasilkan banyak limbah kayu," sambungnya.
Advertisement
Baca Juga
Dari situ, Ibe menginisiasi gagasan mengubah material yang awalnya berupa limbah jadi bahan bernilai ekonomis. Material produk jam tangan lokal ini menggunakan kayu eboni asal Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam perkembangannya, merek jam tangan berbasis di Yogyakarta ini memanfaatkan jenis kayu lain. Misal, rosewood untuk mengeluarkan koleksi jam tangan kayu berwarna merah, tak semata cokelat terang maupun gelap.
"Tapi, kami tetap selalu berusaha mencari dulu (kayu) second material," sambung Ibe. Material kayu ini, imbuhnya, membuat produk jam tangan Garvinoes berbeda satu sama lain, walau berada di koleksi yang sama. Pasal, serat dan garis alami kayu yang dimanfaatkan tak mungkin sama.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sentuhan Personal
Tak berhenti di situ, Garvinoes terus berinovasi lewat fitur jam tangan produksinya, mulai dari water resistant hingga sentuhan personal di tiap produk. Layanan ini memungkinkan pelanggan menuliskan pesan pribadi di belakang jam tangan.
 "Dengan begini, kami berusaha menjangkau pasar lebih luas. Jam tangan bisa jadi hadiah dari anak untuk orangtua. Kategorinya pun ada pria, wanita, dan pasangan. Pesan-pesan ini juga membuat jam tangan Garvinoes bisa jadi alternatif hadiah untuk orang-orang terkasih," ucap Ibe.
Total, sekarang ada 37 series jam tangan dengan desain dan pilihan material unggulan, di mana seri AFRAK masih sebagai primadona. Ibe mengucap, tak ada periode tertentu dalam mengeluarkan koleksi baru. "Bisa dua bulan sekali, bisa juga enam bulan sekali," katanya.
Dalam mengembangkan desain dan fitur, di samping menyusun bersama tim internal, pihaknya juga mempertimbangkan saran dari para pelanggan. Salah satu buktinya, Garvinoes bakal merilis series baru pada akhir Agustus 2020.
"Bakal ada jam tangan kayu dengan desain lebih kecil. Karena banyak pelanggan yang minta ke kami dan Garvinoes memang pengin selalu jadi yang paling unik," tuturnya.
Soal harga, koleksi jam tangan lokal ini dibanderol mulai dari Rp699 ribu sampai Rp1,5 juta. Pembeliannya bisa dilakukan di offline store di Yogyakarta, maupun secara daring.
Advertisement