Sukses

Aliya Rajasa Terkenang Masa Kenakan Mahkota Warisan Keluarga di Hari Pernikahan

Mahkota pernikahan yang dikenakan Aliya Rajasa itu seberat tiga kilogram.

Liputan6.com, Jakarta - Hampir sembilan tahun sudah, Aliya Rajasa dan Edhie Baskoro Yudhoyono menjalani biduk rumah tangga. Keduanya sudah dikarunia tiga anak dalam pernikahan tersebut.

Baru-baru ini, putri sulung Hatta Rajasa ini berbagi kenangan tentang hari pernikahannya yang digelar 24 November 2011 lalu. Memori masa lalu itu kembali terlintas di benaknya setelah melihat foto dirinya yang dipajang di dinding kantor Ibas. Salah satunya adalah belajar menari dan mengenakan mahkota warisan keluarga.

Sebagai perempuan berdarah Palembang, Aliya mengusut adat budaya tersebut di momen sakral dalam hidupnya itu. Ia pun berlatih Tari Pagar Pengantin untuk ditampilkan di dalam prosesi akad nikah. Tak sendiri, ia berlatih bersama saudara-saudaranya di rumah orangtuanya selama berbulan-bulan.

"Lalu di sela-sela waktu kami latihan saya harus dipakaikan mahkota pengantin. Ini kali pertama saya memakai mahkota Pengantin yg akhirnya setelah berbulan-bulan latihan akhirnya lancar jugaa tarian saya☺️ - oleh Mama @okke_rajasa saya lulus utk berlatih menari dengan mahkota ini," tulis Aliya di keterangan foto pada akun Instagram pribadinya, Rabu, 5 Agustus 2020.

Menurut Aliya, semua mahkota dan kelengkapannya adalah warisan dari nenek moyang keluarga yang disimpan sang ibu di peti khusus. Karena ia merupakan anak perempuan tertua di keluarga, ia harus memakai semua ornamen mahkota secara lengkap, juga tanggai/kuku Palembang.

"Ada lebih dari 3kg beban di kepala yg harus saya topang," sambungnya.

Aliya mengaku di potret tersebut ia terkesan tak ada beban. Faktanya, ia merasa syok karena harus menahan beratnya mahkota selama prosesi akad nikah berlangsung.

"Saya tidak bisa banyak bicara dan bergerak seperti saya biasanya karena syok menahan berat," tulis dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Makna Tarian

Tarian Pagar Pengantin yang ditarikan Aliya melambangkan perpisahan pengantin perempuan dari masa remajanya dan tindakan-tindakannya tak bebas lagi. Saat menari, ia diiringi musik dan gending Sriwijaya. 

Aliya menarikannya selama sepuluh menit di tengah prosesi akad nikah dengan berbalut baju kurung berwarna merah khas daerah Komering, Sumatera Selatan. Tarian sebagai sentuhan budaya Palembang, selain juga memasukkan budaya Jawa mewakili latar belakang Ibas.

Sementara, foto Aliya mengenakan mahkota tersebut didapatnya sebagai hadiah pernikahan dari sang paman. Sejak itu, foto tersebut selalu ada di ruangan kerja Ibas. 

Meski bahagia, Aliya juga merasa terharu saat melihat kembali foto itu lantaran sang paman sudah berpulang. Rasa kehilangan juga membangkitkan memori perpisahannya dengan orang-orang terkasih lainnya, yakni ibu mertuanya Ani Yudhoyono dan adik iparnya Adara.

"Semoga Memo, om Tevi, Adara, dan seluruh nenek moyang tenang di sisi Allah SWT," tulisnya.