Sukses

Aksi Dugaan Pelecehan Seksual oleh Personal Trainer Tertangkap Kamera

Tindakan dinilai masuk sebagai pelecehan seksual ini dilakukan personal trainer dengan dalih memeriksa otot kliennya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang personal trainer lepas sebuah pusat kebugaran di Singapura, baru-baru ini, tertangkap kamera menyentuh kliennya dengan cara tak pantas. Lewat unggahan video di akun Instagram Cherly Loh, Selasa, 4 Agustus 2020, ia tampak berulang kali menyentuh bokong perempuan tersebut selama sesi latihan.

Melansir laman Says, Kamis (6/8/2020), Loh yang juga merupakan pelatih pribadi mencoba berkomunikasi dengan korban dugaan pelecehan seksual. Ia menanyakan, apakah itu merupakan kali pertamanya menggunakan jasa seorang pelatih, juga menghadapi situasi demikian.

Loh kemudian menjelaskan padanya, interaksi fisik seperti yang dilakukan pelatih tersebut bukan masuk kategori normal. Bahkan, perlakuannya dinilai sangat tak profesional.

Perempuan itu kemudian mengungkap pada Loh bahwa ia sudah berulang kali meminta si pelatih untuk tak menyentuh bokongnya dalam satu dari tujuh sesi latihan. Tapi, si pelatih mengatakan, perbuatan itu dilakukan untuk memeriksa otot kliennya.

Di unggahan tersebut, Loh dan beberapa pelatih pribadi mengatakan, alasannya sangat tak masuk akal. "Saat orang tersebut tak nyaman dengan interaksi seperti ini, perlakuannya bisa dipertimbangkan sebagai pelecehan seksual," tulis Loh.

Pusat kebugaran tempat sesi latihan tersebut berlangsung, sambung Loh, telah melarang pelatih pribadi ini menggunakan fasilitasnya. Baik untuk berolahraga maupun mengadakan sesi latihan pribadi dengan klien.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Dorongan untuk Angkat Bicara

Loh menambahkan, klien tersebut sekarang sudah tak berlatih dengan pelaku diduga melakukan pelecehan seksual tersebut. Pihaknya pun memutuskan untuk tak melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib.

Kendati demikian, Loh diizinkan mengunggah video tersebut untuk meningkatkan kesadaran tindakan pelecehan seksual. "Ia mau semua perempuan atau lelaki tahu bahwa perlakuan ini tak bisa diterima," tulisnya.

"Tak seorang pun seharusnya membuat oran lain merasa terancam, tak nyaman, dan tak dihormati. Semua orang yang pernah mengalami ini harus berani angkat bicara dan tak membiarkan si predator memainkan skenarionya," sambung Loh.