Sukses

Menanti Kejutan Manis 164 Desainer Fesyen Muslim di Virtual Runway ISEF 2020

"Sustainable Fashion, Sustainable Lifestyle" jadi tema yang diusung sektor fesyen dalam pergeralan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki tahun ke-7, pergelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 bakal hadir dalam format berbeda. Pandemi yang belum jua mereda membuat acara tahunan garapan Bank Indonesia (BI), Indonesia Fashion Chamber (IFC), dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) ini digagas dalam format digital.

"Tapi, saya harap tak akan mengurangi maknanya," ucap Prijono, Kepala Grup Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Kantor Pusat BI dalam virtual media briefing road to ISEF 2020, Selasa, 11 Agustus 2020.

Fesyen adalah salah satu sektor yang kembali ditonjolkan dalam pelaksanaan acara bertujuan membangun kekuatan ekonomi syariah tersebut. Puncak penyelenggaraan acara bertajuk "Sustinable Fashion, Sustainable Lifestyle" ini bakal berlangsung pada 28--31 Oktober 2020.

Chairman IFC, sekaligus desainer senior asal Bali, Ali Charisma, mengatakan bahwa pihaknya bakal melibatkan 164 desainer fesyen muslim, 12 waktu peragaan busana, 720 looks, dan tak kurang dari 180 model selama empat hari puncak acara ISEF 2020.

Ketua IHLC, Jetti Rosila Hadi menyebut bahwa ada dua ciri utama fesyen muslim. Pertama, halal, yakni sesuai syariah. "Kemudian, tayib. Maksudnya, seluruh mata rantai penciptaan busana harus santun pada alam dan manusia itu sendiri," ucapnya.

Brand maupun perancang busana yang terlibat dalam ISEF 2020 antara lain L by Laudya Cynthia Bella, Itang Yunasz, Vivi Zubedi, Ina Priyono, Lisa Fitria, dan Defika Hanum. Di samping pergelaran busana, terdapat agenda lain di luar empat hari puncak acara, yakni trade show, conference, dan talk show. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Rangkaian Acara Sektor Fesyen ISEF 2020

Ali menjelaskan, bakal ada pula digital trade show pada 28 Agustus--2 Desember 2020. Bekerja sama dengan Fimela.com dan Bukalapak, setidaknya bakal ada 325 brand maupun desainer dan 324 UKM fesyen yang terlibat. "Itu pun masih mungkin bertambah," imbuhnya.

Kemudian, ada brand coaching yang bakal berlangsung di Agustus--September 2020. Penyelenggaraannya berupa pendampingan mempersiapkan label terpilih untuk mengikuti Business Matching dengan pembeli lokal maupun internasional.

Ada pula workshop yang bakal berlangsung di awal hingga pertengahan September 2020 tentang pengembangan produk, digital marketing, dan traditional value international look.

Ali menambahkan, semua UMKM partisipan ISEF 2020 telah menerapkan konsep berkelanjutan. "Gol tentang kehidupan berkelanjutan kan ada 17, tinggal bagaimana terus dikembangkan supaya lebih banyak indikator sustainablity yang dipenuhi," katanya.

"Misal, dengan tidak produksi secara berlebihan. Itu merupakan salah satu poin berkelanjutan. Pertanyaannya, seberapa jauh bakal mengembangkan brand buat lebih berkelanjutan?" sambung sang desainer.