Sukses

3 Langkah Pemerintah Dorong Wisata Domestik Kembali Bangkit

Pemerintah menyatakan penerapan protokol kesehatan yang ketat tidak bisa menjamin wisatawan domestik 100 persen bakal bebas dari risiko Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio kembali menekankan selama belum ada vaksin, sektor pariwisata masih dalam tekanan tinggi. Pasalnya, DNA dari usaha pariwisata terletak pada perjalanan orang. Setelah memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, tak lantas memulihkan dunia hospitality.

"Saat Covid-19 terjadi, seluruh dunia tidak siap, tak ada satu pun negara yang siap," kata Wishnutama dalam webinar Traveloka Clean Partner, Kamis (13/8/2020).

Meski begitu, ia meminta seluruh pemangku kepentingan, khususnya para pengusaha pariwisata, bersiap menyambut kesempatan yang datang setelah vaksin ditemukan dan didistribusikan kepada seluruh masyarakat. Saat ini yang masih memungkinkan adalah mendorong wisata domestik bangkit kembali.

"Sementara ini, wisatawan mancanegara masih perlu waktu. Tidak hanya di sini yang menutup perbatasan, tetapi negara lain juga demikian. Banyak negara masih alami tantangan ini dan itu dalam menghadapi pandemi Covid-19," sambung Tama.

Ia mengingatkan agar para pemangku kepentingan di bidang pariwisata mengutamakan protokol kesehatan. Dengan demikian, tercipta rasa aman dan nyaman bagi calon pelancong. Meski begitu, pemerintah tak bisa menjamin 100 persen penerapan protokol kesehatan tersebut akan menghilangkan risiko wisatawan domestik terpapar Covid-19 sepenuhnya.

"Hampir tidak ada satu pun di dunia ini bisa jamin 100 persen. Seperti kita hadapi Bom Bali I, Bom Bali II, ditanya seberapa besar jaminan keamanan, kita enggak bisa jamin 100 persen. Protokol juga nggak bisa beri jaminan 100 persen. Yang pasti kualitas meningkat, optimisme kenyamanan wisatawan ke depan semakin meningkat," kata Vinsensius Jemadu, Direktur Bidang Pemasaran Regional I, menambahkan.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Reaktivasi Destinasi Wisata

Meski begitu, pemerintah optimistis kondisi wisata domestik akan membaik. Semua tergantung pada pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku wisata menerapkan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang luar biasa. Vinsensius menyebut Banyuwangi sebagai contoh.

"Banyuwangi terapkan protokol kesehatan dan sanksi yang ketat bagi masyarakat yang tidak laksanakan itu," kata dia.

Pemerintah juga mendaftar sepuluh destinasi yang dinilai aman untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik selama pandemi. Tanpa menyebut daftarnya, ia menyatakan sepuluh destinasi itu akan dikerucutkan kembali sesuai saran gugus tugas penanganan Covid-19 pusat dan daerah.

"Dilihat dari sisi green zone, supaya aman dikunjungi. Nanti ada beberapa destinasi untuk dijual paketnya dengan harga terjangkau," sambung dia.

Ada tiga tahap yang dilakukan pemerintah agar pariwisata kembali bangkit. Mulai Juni 2020, pemerintah fokus dengan kampanye staycation. Tujuannya mendorong masyarakat ke luar rumah untuk menikmati suasana baru di lokal tempat mereka berada.

Selanjutnya, mulai akhir Agustus 2020, pemerintah mendorong masyarakat melakukan road trip, khususnya jarak dekat. Baru pada Oktober--Desember 2020, pemerintah bakal menggencarkan pemasaran paket wisata antar-pulau antar-provinsi sesuai komitmennya dengan para pelaku industri.

"Dengan ini pelan-pelan dorong masyarakat untuk lakukan perjalanan," ucap Vinsensius.

 

3 dari 3 halaman

Minat Naik

Persoalan daya beli masyarakat juga jadi sorotan. Untuk itu, sambung Vinsensius, sejumlah tindakan diambil demi meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berwisata. Termasuk di dalamnya bekerja sama dengan Traveloka dan memberi bantuan kepada maskapai agar masyarakat bisa dapat rapid test gratis.

"Tolong harganya jangan mahal-mahal. Pemerintah investasi di sana," kata dia.

Christian Suwarna, CMO Traveloka, merespons langkah yang diambil pemerintah. Titik terang pun mulai terlihat. Berdasarkan survei internal yang dilakukan pada Juni 2020, kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan perjalanan di masa pandemi meningkat 16 persen, dari 29 persen menjadi 45 persen.

"Masyarakat mulai belajar hidup bersama Covid-19, perkembangannya naik jadi 45 persen," kata dia.

Temuan lainnya adalah tuntutan konsumen terhadap faktor kebersihan meningkat. Faktor tersebut bahkan menjadi perhatian utama konsumen Indonesia guna memenuhi rasa aman.

"Sebanyak 72 persen responden perilakunya sudah menerapkan protokol kesehatan, seperti gunakan masker, cuci tangan, dan social distancing. Jelas ini harus diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat," kata dia.

Berangkat dari hal itu, Traveloka meluncurkan kampanye Traveloka Clean Partners, meliputi Traveloka CleanTrip dan CleanFlight, Traveloka CleanStay, CleanXperience, dan CleanDining.

"Traveloka Clean Partners Program kami buat untuk menggandeng partner kami untuk dukung program pemerintah dan dukung kenyamanan ekstra bagi customer dalam perjalanan di masa datang," sambungnya.