Sukses

Mengenal Konsep Outlet Sosial Mewah Pertama Gagasan Burberry

Burberry menggagas outlet sosial sebagai solusi bagi peritel terdampak pandemi COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Berkaca pada dampak pandemi yang membuat merek-merek barang mewah dikatakan bakal tiarap lebih lama, Burberry muncul dengan gagasan baru. Akhir Juli lalu, label asal Inggris ini membuka outlet sosial pertama di Shenzhen, Guangdong, Tiongkok.

Melansir laman South China Morning Post, Jumat (14/8/2020), menggandeng perusahaan di balik WeChat, Tencent, outlet ini dideskripsikan sebagai rupa toko di era digital. Maksudnya, tempat yang ditemukan dalam sebuah perjalanan kebanyakan dimulai dari situs dan berakhir pada pembelian barang, baik secara offline maupun online.

Gerai yang disebut Burberry sebagai outlet masa depan atau outlet futuristik untuk masa sekarang ini merupakan upaya meningkatkan pengalaman belanja pelanggan dan mendorong penjualan digital. Gerai Burberry ini mengombinasikan interaksi media sosial, gim, dan tatap muka untuk menarik generasi baru pembeli.

"Dari apa yanng kami perhatikan di Burberry, perjalanan konsumen dimulai dari digital dengan mencari informasi tentang merek yang mereka temukan menginspirasi," kata CEO Buberry, Marco Gobbetti. "Tapi, kami juga melihat konsumen tetap mau pergi langsung ke gerai untuk bertransaksi."

Bagi konsumen Asia, sambung Gobbetti, mereka punya kecenderungan untuk lebih dekat dengan asisten toko. Outlet sosial ini dijelaskan sebagai cara menciptakan lingkaran interaksi berkelanjutan antara pelanggan dengan brand.

"Lebih dinamis di timur. Hari ini China, besok mungkin saja Jepang atau Hong Kong," imbuhnya. Sejak aturan pembatasan wilayah diangkat pada Mei, Burberry sudah aktif membangun hubungan dengan pelanggan lewat live stream, bekerja sama dengan influencer, dan membuka pop-up store.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Lincah Bergerak ke Berbagai Pasar

Menurut Gobbetti, di lingkungan serba tak pasti seperti sekarang, pelaku bisnis harus bergerak lincah dari satu lingkup pasar ke yang lain. "China dan Korea Selatan pulih lebih cepat ketimbang negara lain," tuturnya.

Waktu sekarang mau dimanfaatkan Burberry untuk membujuk pelanggan berbelanja. Dengan masih banyaknya aturan, kebanyakan orang tak bepergian. Bahkan, belum sesering itu untuk keluar rumah.

Umumnya, sebelum pandemi, konsumen Tiongkok akan membeli barang-barang mewah saat pergi ke Eropa, perjalanan yang belum banyak dilakukan di masa sekarang.

Eksperimen Burberry dengan outlet sosial di Shenzhen akan jadi tolak ukur kemampuan pihaknya untuk tetap inovatif. Pemilihan lokasinya pun dilatarbelakangi kepercayaan konsumen di Amerika Serikat dan Eropa yang masih terbilang rendah.