Sukses

Paket Napak Tilas Jejak Sukarno di Hotel Butik Yogyakarta

Tak hanya tur sejarah, para tamu juga bisa menginap di kamar yang pernah diinapi Sukarno.

Liputan6.com, Jakarta - Apapun yang ditinggalkan Sukarno seringkali menarik rasa penasaran masyarakat. Memanfaatkan hal itu sekaligus momen peringatan HUT ke-75 RI, The Phoenix Hotel Yogyakarta - MGallery meluncurkan 'Soekarno Signature', yakni paket menginap plus tur sejarah yang ditawarkan mulai 17 Agustus 2020.

Bukan tanpa dasar hotel yang berlokasi di daerah Jetis, Yogyakarta itu menawarkan paket eksklusif tersebut. Dari penelusuran internal, bangunan yang awalnya bernama Hotel Merdeka tersebut sempat disewakan kepada pemerintah dan digunakan sebagai Hotel National and Tourism Office (NV Honet) mulai 1951--1988.

Lembaga itu bertugas mengelola hotel-hotel yang sebelumnya dimiliki Belanda. Sukarno sempat menempati salah satu ruang di lantai dua bangunan untuk bekerja di sana selama ibu kota Indonesia dipindahkan sementara ke Yogyakarta. Ruangan tersebut cukup luas dengan dinding dan lantai dari kayu serta jendela besar dan plafon tinggi khas bangunan yang didesain Belanda.

Tak banyak perabot di dalam ruangan itu. Di sudut ruang terdapat meja kerja dari kayu dengan pigura berisi foto wajah Sukarno terpajang di dekatnya. Di sudut lainnya tertata satu set kursi tamu yang terbuat dari kayu dengan detail anyaman rotan pada senderannya. Ruangan itu juga memiliki balkon kecil.

 

"Dulu dari balkon itu bisa melihat Malioboro, bahkan Kraton," kata Adi Satria, Vice President Sales, Marketing, Distribution and Loyalty, Accor Malaysia, Indonesia and Singapore, dalam tur virtual sekaligus webinar peluncuran Soekarno Signature, Selasa, 18 Agustus 2020.

Tur kemudian berlanjut dengan memperlihatkan ruangan tersembunyi di bekas ruang kerja Sukarno tersebut. Posisi pintu rahasianya disamarkan oleh panel kayu yang menyerupai gagang lemari. Meski hanya diperlihatkan sedikit, ruang rahasia itu terlihat cukup luas.

"Soal layout, karena belum temukan foto asli, kami gunakan referensi kantor Bung Karno dan Bung Hatta yang ada di Nusantara. Jadilah seperti ini," kata Adi.

Tur sejarah itu menjadi bagian dari fasilitas paket Soekarno Signature. Seorang pemandu akan menemani tamu menjelajahi jejak Proklamator RI tersebut selama menginap di hotel. Kamar yang ditempati juga merupakan bekas kamar Presiden 1 RI.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Hidangan Khas Sukarno

Masih ada lagi fitur yang masuk dalam pengalaman menginap tersebut, yakni menyantap hidangan khas Sukarno. Executive Chef The Phoenix Hotel Yogyakarta - MGallery, Febriyanto Safar menyebut Bung Karno memiliki selera tradisional sehingga tak segan meminta juru masak istana menyajikan makanan tradisional pula.

Di antara deretan makanan, sayur lodeh rebung terpilih dalam menu yang akan disantap para tamu. Tentu, sayur lodeh dimasak dengan cara khusus.

"Kita saring dua kali agar tampilan santan tetap putih dan tidak menguning," kata Febriyanto.

Alih-alih menggunakan terong, sayuran yang digunakan adalah rebung, ditambah tempe dan udang. Sementara, bumbu dasarnya sama, hanya saja tidak diulek, tetapi hanya dicincang halus.

Untuk minumannya, Sangsaka lah yang bakal disajikan. Menurut Febriyanto, minuman itu merupakan pesanan Sukarno yang menginginkan minuman nasionalis.

"Bahannya simpel, parutan kelapa muda dan kolang-kaling merah ditambah gula merah. Terinspirasi bendera Merah Putih," jelasnya. Untuk menikmati paket eksklusif ini, para tamu perlu membayar Rp1.782.020/malam/kamar.