Sukses

Bandara Dubai Gunakan Anjing untuk Lacak Penumpang Terinfeksi Covid-19

Pihak Bandara Dubai mengklaim kalau anjing yang terlatih mampu mendeteksi virus pada manusia dengan akurasi 92 persen.

Liputan6.com, Jakarta -  Pandemi virus corona membuat bandara di dunia memperketat arus lalu lintas perjalanan penumpang di masa transisi menuju era new normal. Hal itu juga dilakukan Bandara Dubai di Uni Emirat Arab (UEA).

Dubai kembali membuka perbatasan mereka untuk wisatawan mancanegara (wisman) sejak 7 Juli 2020, sementara bagi pemegang visa residen sudah bisa masuk sejak 22 Juni 2020.

Mengutip laman Lonely Planet, aturan ini memberi harapan bangkitnya geliat pariwisata yang sempat berhenti karena pandemi corona. Namun seperti tempat lain, kota berjulukan City of Gold ini pun menerapkan sederet aturan baru dalam kunjungan, terutama di bandara mereka yaitu Dubai International Airport.

Selain menghadirkan fasilitas serba contactless, salah satu bandara tersibuk di UEA itu juga memakai jasa anjing pelacak untuk mengendus penumpang yang terinfeksi virus corona.

Tentunya bukan sembarang anjing yang bisa melakukanya, hewan-hewan tersebut sudah menjalani pelatihan khusus lebih dulu sebekum bertugas.

Dilansir dari laman Travel and Leisure, pihak Bandara Dubai mengklaim kalau anjing yang terlatih mampu mendeteksi virus pada manusia dengan akurasi 92 persen. Anjing memiliki sekitar 300 juta resepsi penciuman, memberi mereka indra penciuman yang diperkirakan 100.000 kali lebih sensitif daripada manusia.

Indra penciuman mereka yang tajam bahkan dapat mendeteksi penyakit seperti kanker. Hal itulah yang membuat anjing kerap digunakan untuk membantu tugas manusia. Seperti anjing pelacak yang digunakan oleh polisi untuk melacak narkoba, senjata dan sebagainya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tak Ada Kontak Langsung

Di Bandara Dubai, anjing-anjing tersebut nantinya akan bekerjasama dengan para petugas di bandara.Semua penumpang yang tiba di UEA harus menunjukkan hasil negatif COVID-19 dari tes medis yang dilakukan tidak lebih dari 96 jam sebelum perjalanan mereka.

Namun penumpang dari negara berisiko tinggi dan mereka yang menunjukkan gejala sering kali harus menjalani pemeriksaan lanjutan di bandara.  Mengenai penggunaa jasa anjing pelacak di bandara, Anda tak perlu khawatir, karena tidak akan ada kontak langsung antara anjing, sampel, atau penumpang.

Kalau anjing pelacak nantinya mendeteksi hasil positif, penumpang akan dibawa untuk menjalani tes swab. Meski begitu, Dubai bukan tempat pertama yang perdana menggunakan anjing sebagai pelacak virus Corona Covid-19.

Sebelumnya percobaan serupa sudah dilakukan di beberapa bandara Prancis dan di seluruh Eropa dalam beberapa bulan terakhir. Mereka semua masih menjalani proses percobaan untuk melihat apakah anjing dapat mengidentifikasi COVID-19.