Sukses

Jadi Klaster Inovasi Kemenristek, Pelabuhan Rembang Kembangkan Kapur dan Garam

Indonesia memiliki kandungan sumber daya yang melimpah, khususnya di Rembang.

Liputan6.com, Jakarta – Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) menggelar Webinar The Series 2020, mengangkat tema: Ports & Terminal Partnership, Seri 3 Wilayah Jawa.

Seminar secara virtual untuk kesekian kali yang digelar pada 22 Agustus 2020 ini merupakan kegiatan rutin ABUPI dalam rangka menjalin silaturahim antarpara pemangku kepentingan pelabuhan dan menjadi ajang bertukar informasi antar-anggota ABUPI.

Ketua Umum ABUPI, Aulia Febri mengatakan dari hasil diskusi nasional ini diharapkan bisa segera diimplementasikan connecting ports antar-anggota ABUPIatau pelabuhan-pelabuhan non-Pelindo di seluruh Indonesia. Termasuk kerja sama pertukaran informasi tentang kapal, cargo, operating system, investor, serta saling melengkapi kekosongan dan kelebihan kapasitas pelabuhan masing-masing, termasuk kemungkinan untuk bekerja sama antar-pelabuhan.

Antusiasme peserta Webinar juga terkait kehadiran beberapa narasumber dari otoritas yakni Arif Toha selaku Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Surabaya dan Djunaidi sebagai Kepala KSOP Kelas 1 Tanjung Mas Semarang.

Sedangkan bertindak sebagai narasumber dari para pengelola pelabuhan di Jawa, yakni Mindo Sitorus mewakili PT Pelabuhan Rembang Kencana (PRK) yang berlokasi di Sluke, Rembang (Jateng).

Lalu ada Ahmad Umar dari PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) di Probolinggo (Jatim), Bambang Djoko mewakili PT Lamongan Integrated Shorebase di Lamongan (Jatim), Marianus Oei representasi dari PT Siam Maspion Terminal (SMT) di Gresik (Jatim) serta I Putu Sukadana mewakili PTBerlian Manyar Sejahtera (BMS) di Manyar, Gresik (Jatim).

Selain dihadiri Ketua Umum ABUPI, Aulia Febri dan Sekjen Liana Trisnawati, Ketua ABUPI Korwil Jawa Timur, Agus Edi Sumanto, Webinar dimoderatori oleh Ariyanto Wibowo selaku WKU Bidang Organisasi dan Regulasi ABUPI. Salah satu Anggota ABUPI yang mengelola Pelabuhan Rembang Terminal Sluke yakni PT Pelabuhan Rembang Kencana pada Desember 2019 lalu telah melakukan achievement dengan keberhasilan mendapatkan calon investor dari Perancis.

“Kami telah menandatangani joint operation agreement dengan Soletanche Bachy International dari Vinci Group, sebuah perusahaan konstruksi berskala internasional yang sangat berpengalaman dalam pembangunan pelabuhan,” ungkap Mindo Sitorus, Dirut PT Pelabuhan Rembang Kencana.

Mindo Sitorus yang juga Ketua ABUPI Korwil Jateng menyebut telah menyiapkan dana sebesar EUR 100 Juta atau sekitar Rp1,55 Triliun untuk biaya pengembangan pelabuhan Kendal dan Rembang.

Dia juga menguraikan bahwa saat ini PT Pelabuhan Rembang Kencana telah mendapat dukungan dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait rencana kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pengembangan Klaster Inovasi Rembang di Pelabuhan Rembang.

“Kami sangat mendukung Pelabuhan Rembang dijadikan klaster inovasi oleh Kemenristek/BRIN, mengingat Kabupaten Rembang memiliki potensi sumber daya alam berupa kapur dan garam yang belum diolah secara optimal,” jelas Mindo.

Mindo tidak terima jika Indonesia masih terus bergantung dari impor kapur dan garam. Padahal sejatinya Ibu Pertiwi memiliki kandungan sumber daya yang melimpah, khususnya di Rembang.

Kegiatan pilot project klaster inovasi di Rembang, kata dia, akan dipimpin oleh BPPT yang telah melakukan penelitian mendalam tentang pengolahan kapur dan garam sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi dalam bentuk komoditas yang siap pakai.

"Dari sini diharapkan bisa mendorong munculnya komoditas-komoditas lain sebagai output dari industri yang menggunakan kapur dan garam sebagai bahan baku atau bahan pembantu,"urainya.

Mindo menegaskan keberadaan pelabuhan akan membantu meningkatkan kemudahan keluar masuk bahan baku maupun produk jadi dari industri-industri yang berkembang di Kabupaten Rembang dan kabupaten-kabupaten di sekitarnya.

“Dengan demikian kami bisa berkontribusi dan membantu pemerintah menjadi bangsa yang lebih mandiri dengan mengurangi ketergantungan impor kapur dan garam pada umumnya, dan membantu Pemkab Rembang dalam meningkatkan perekonomian daerahnya melalui kerja sama swasta dengan pemerintah,”tegas Mindo.

Tentu hal ini, lanjut Mindo, akan inline dan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Pidato Kenegaraan Presiden dalam penyampaikan RAPBN 2021 di Sidang Bersama DPR RI, DPD RI, Jumat (14/8/2020) lalu yakni terkait upaya mendorong industri yang mampu menarik investor berkualitas, bersinergi dengan masyarakat setempat dan mampu membuka lapangan pekerjaan secara luas.