Liputan6.com, Jakarta - Memelihara ikan hias jadi salah satu hobi yang diadaptasi lebih banyak orang di masa pandemi. Dari sekian banyak opsi, cupang hias masih jadi pilihan menarik. Selama pandemi, menurut seorang penjual cupang hias asal Semarang, Jawa Tengah, Ady Santoso, penjualannya naik sampai 50 persen.
Soal memelihara cupang hias, ada beberapa poin yang harus jadi perhatian, terutama bagi para pemula. Menurut Ady, setidaknya dimulai dengan mengetahui dulu jenis cupang hias.
"Biasanya yang baru tertarik cupang hias, sukanya plakat warna koi karena warnanya yang seperti ikan koi dan half-moon merah, kuning, oranye," kata pria yang juga merupakan juri kontes cupang hias tersebut lewat pesan pada Liputan6.com, Kamis, 20 Agustus 2020.
Advertisement
Baca Juga
Sementara menurut Yully Lengkong Omah selaku Ketua Komunitas Betta Lawang Sewu Semarang, pemula sebaiknya memahami dulu karakter air di rumah sebelum memelihara cupang hias.
"Misal pake air PDAM atau sumur untuk perawatan ikannya. Sesuaikan PH air untuk cupang hias yang akan dirawat karena sangat berpengaruh pada kesehatan dan kenyamanan cupang hias," katanya lewat teks, Rabu, 19 Agustus 2020.
Penyesuaian PH air ini bisa dilakukan dengan lebih dulu mengukur menggunakan alat pengukur, di mana PH normal berada di angka 6,5--7. "Buat menetralkan PH air, biasanya pakai daun ketapang," imbuh lelaki yang juga menjual cupang hias tersebut.
Cupang hias, menurut Ady, masih jadi pilihan karena perawatannya yang terbilang cukup mudah dan tak memakan terlalu banyak ruang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Memilih Cupang Hias
Ady menyebut, kriteria cupang hias berwarna bagus sebenarnya tergantung tren pasar. "Misal, avatar, nemo, atau galaksi," tuturnya.
Terkait pemilihan cupang hias, Yully memberi saran, bagian kepala harus seperti peluru. Kemudian, badan proporsional dengan ekor atas, bawah, dan belakang. Pastikan pula tak ada lipatan di bagian ekor.
"Pakan yang bagus untuk cupang hias biasanya kutu air, jentik nyamuk, cacing sutra, atau cacing darah. Tapi, kalau susah dapat pakan hidup, ada alternatif lain pakai pelet khusus cupang hias," Ady menyambung.
Malas membersihkan solitare dan lupa memberi makan jadi sebab orang gagal memelihara cupang hias, walau tingkatnya dikatakan rendah. "Lalu, sering lupa cek PH air yang digunakan," imbuh Yully.
Ady menambahkan, jangan lupa untuk rutin ganti air 2--3 hari sekali dan tetap menjaga kebersihan. "Pokoknya belajar dan berusaha sampai berhasil. Cupang hias itu sangat dipengaruhi pakan, air, dan cuaca sekitar," tutur Yully.
Advertisement
Bisakah Cupang Hias Stres?
Melansir laman National Geographic, Jumat, 21 Oktober, pada 2017, para peneliti dari Ghent University di Belgia mengidentifikasi beberapa isu umum terkait cupang hias. Mereka mencatat, cupang bisa stres karena berbagi tangki dengan ikan yang mereka pandang sebagai saingan.
Tank terlalu kecil, kurangnya penyuburan, dan infeksi mikrobakteri juga bisa menyederai kualitas hidup ikan cupang. Christel Moons, salah satu penulis laporan, menjelaskan bahwa sangat penting menyiapkan tangki berisi ikan yang bisa hidup berdampingan dengan cupang.
Ikan umumnya punya anatomi bagus untuk menerima sinyal rasa sakit, memproduksi bahan kimia alami seperti mamalia dalam mengatasinya, juga secara sadar memilih untuk menghindari stimulus menyakitkan.
Karena ikan cukup pintar untuk dilanda bosan dan depresi, para peneliti mendorong peningkatan kesejahteraan ikan peliharaan yang diambil dari peternakan maupun alam liar. Hal ini bisa diupayakan lewat pemenuhan kebutuhan ikan tersebut.