Sukses

Mengajak Industri Lebih Humanis Tangani SDM di Masa Pandemi

Peran industri bukan hanya untuk menyerap tenaga kerja, tetapi juga mengembangkan dan mengelola karyawan.

Liputan6.com, Jakarta – Pandemi global corona Covid-19 membuat banyak industri terpengaruh. Kondisi internal perusahaan yang tidak stabil akibat berkurangnya demand membuat banyak perusahaan melakukan efisiensi, salah satunya adalah dengan pengurangan karyawan.

Data dari Bappenas 2020 memperkirakan angka pengangguran terbuka naik 4 - 5,5 juta orang. Pemerintah telah berupaya mempersiapkan SDM yang terampil dan bersaing, salah satunya dengan Kartu Prakerja. Tidak hanya mengandalkan pemerintah, di masa pandemi sektor industri juga ditantang untuk adaptif dan inovatif dalam mengelola talenta di internal perusahaan.

Perusahaan penyedia layanan web-hosting Niagahoster berpendapat masa pandemi menjadi waktu yang baik untuk industri berbenah, baik dari sisi penyerapan tenaga kerja hingga pengelolaannya. Niagahoster mengadakan Media Brief sebagai pembuka Virtual Career Fair pada 28 - 30 Agustus 2020, untuk mendiskusikan persoalan talenta digital Indonesia di masa pandemi.

“Pandemi ini menyadarkan kita bahwa peran industri bukan hanya untuk menyerap tenaga kerja, tetapi juga mengembangkan dan mengelola karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut.” kata Ayunda Zikrina, Head of Brand & Reputation Management Niagahoster.

Perusahaan Harus Lebih Humanis

Hingga bulan April 2020, tercatat ada lebih dari 1,9 juta pekerja di-PHK. Selain itu, beberapa karyawan mengalami pengurangan gaji akibat efisiensi yang dilakukan perusahaan. Hal ini tidak disertai dengan bertambahnya lapangan kerja di industri.

Niagahoster sebagai industri yang tidak terdampak pandemi turut menerima dampak adanya kenaikan CV (curicullum vitae) yang diterima. Di bulan April - Juni 2020, Niagahoster menerima CV 40% lebih banyak dari kuarter sebelumnya, yaitu sekitar 7500 CV. Angka ini menunjukkan adanya persaingan kerja yang makin kompetitif.

Selain itu, transformasi besar juga dialami dari kebijakan work from home atau bekerja di rumah yang diberlakukan beberapa perusahaan. Data bulan Maret 2020 dari Dinas Tenaga Kerja, Imigrasi, dan Energi DKI Jakarta mencatat ada lebih dari 1 juta pekerja work from home selama pandemi.

“Kami menerapkan 100% online hiring, on-boarding, dan working. Ini berlaku untuk semua calon karyawan dan karyawan yang bekerja saat ini.” ungkap Rheinjani Dora, Head of People and Office Operation Niagahoster.

Dora mengaku, remote working atau WFH juga memiliki kelebihan dan tantangannya sendiri. Data dari International Labour Organization tahun 2017 yang dikutip Weforum mengatakan 41% pekerja remote dilaporkan memiliki level stres yang tinggi dibandingkan dengan pekerja kantoran yaitu 25%.

Membuat rumah menjadi tempat kerja yang nyaman dan produktif juga merupakan tantangan bagi para karyawan dan perusahaan. Niagahoster sendiri telah menerapkan 100% remote working, dan dan 48% karyawannya berada di luar Yogyakarta.

“Empati, adaptasi, dan over komunikasi adalah kunci utama pengelolaan karyawan di masa pandemi hingga new normal. Para stakeholders perusahaan harus memahami karyawan dari sisi personal, tidak hanya professional.” saran Rheinjani Dora.

Dora mengakui, produktivitas dan kesehatan emosional karyawan merupakan dua hal yang menjadi fokus utama perusahaan dalam pelaksanaan work from home. Dora merekomendasikan upaya aktif seperti penyediaan layanan psikolog, aktivitas bincang santai virtual, karaoke online, dan lainnya untuk menghilangkan kejenuhan bekerja di rumah.