Sukses

Desain dan Storytelling Jadi Medium Kemenparekraf Promosikan Produk

Kemanparekraf menginginkan pelaku untuk jadikan desain dan storytelling untuk promosikan produk dengan baik.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memaksimalkan penggunaan desain dan storytelling dalam mengembangkan dan memasarkan produk. Ini ditujukan untuk para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Wawan Rusiawan, Jumat (28/8/2020), menekankan pentingnya penggunaan desain dan narasi yang kuat bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam memasarkan produk mereka.

"Kita memiliki banyak produk. Sayangnya pelaku parekraf belum memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan sebuah produk ke dalam desain yang menarik dan narasi yang kuat. Oleh karena itu, desain dan narasi menjadi suatu hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, agar dapat menciptakan produk yang luar biasa," ujar Wawan seperti rilis yang diterima media.

Untuk mendukung hal itu, para pelaku ekonomi kreatif harus terlebih dahulu melakukan pengkajian data yang cukup lengkap. Sebab Wawan menilai pentingnya kelengkapan data dalam hal apapun, termasuk untuk sebuah produk yang akan menggerakkan seseorang untuk bertindak atau memutuskan membeli.

"Ketika kita berbicara mengenai data, maka data merupakan komponen penting dalam kegiatan riset dan kajian studi. Kita dapat mentransformasikan data menjadi sebuah informasi yang akhirnya menjadi basis dalam pengambilan keputusan secara tepat," kata Wawan.

 

Saksikan video Kemenparekraf berikut ini:

2 dari 3 halaman

Seminar

Untuk itu, Kemenparekraf/Baparekraf menggelar seminar daring Bincang Inklusif Seputar Metadata (BISMA). Melalui kegiatan ini para pelaku usaha parekraf dibekali pemahaman sekaligus bisa berbagi pengetahuan terkait cara membuat desain dan narasi dengan baik. Selain itu menjadi sarana mengumpulkan infromasi berbasis data pelaku parekraf.

Seminar daring ini menghadirkan dua narasumber yakni Desainer Sugeng Untung dan Produser Film dan Penulis Buku Handoko Hendroyono.

Dalam paparannya, Produser Film dan Penulis Buku, Handoko Hendroyono, mengatakan storytelling sangat penting bagi conscious consumer. Dimana konsumen memiliki rasa kepedulian dan kesadaran akan kebaikan dan tanggung jawab.

"Sebagai contoh, ketika konsumen minum kopi, mereka memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar mengenai background dari kopi tersebut, seperti petani nya siapa, bagaimana cara mengolah kopi, jenis-jenis kopi, manfaat kopi, dan lain sebagainya. Informasi seperti ini bisa kita kemas melalui storytelling yang baik," ujar Handoko.

Dengan storytelling para pelaku parekraf dapat memperkenalkan sebuah produk atau karya dengan menceritakan nilai atau makna yang terkandung di dalamnya. Sehingga, menciptakan kesan atau energi positif yang menyentuh hati dan menciptakan hubungan emosional antara produk dengan konsumennya.

Handoko menyarankan ketika para pelaku parekraf membuat sebuah produk maka harus memulai dengan narasi yang benar. Narasi tidak selalu dalam bentuk alur cerita tetapi juga alur strategi. “Seperti, waktu lalu, ketika mendirikan M-bloc. Narasi dimulai dengan melakukan press conference, tujuannya adalah untuk mempresentasikan sekaligus memperkenalkan konsep M-bloc agar menarik perhatian talent-talent terbaik di bidangnya, baik film, fashion, musik, maupun food and beverage,” ujar Handoko.

 

3 dari 3 halaman

Pentingnya Desain

 

Desainer, Sugeng Untung, menambahkan, selain narasi, hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan dan memasarkan produk adalah desain.

"Di era global, produsen produk harus mencari tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Meski, konsumen itu sendiri sesungguhnya belum memikirkan produk tersebut. Dalam konteks itu, sebuah produk harus adaptif terhadap perkembangan dan perubahan zaman," kata Sugeng.