Liputan6.com, Jakarta – Kesehatan mental bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari, hubungan, dan kesehatan fisik. Namun, tautan ini juga berfungsi ke arah lain. Faktor-faktor dalam kehidupan masyarakat, koneksi interpersonal, dan faktor fisik semuanya dapat berkontribusi pada gangguan kesehatan mental.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana seseorang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
WHO juga menekankan bahwa menjaga dan memulihkan kesehatan mental sangat penting bagi individu, serta di berbagai komunitas dan masyarakat di seluruh dunia. Alasannya, menjaga kesehatan mental dapat menjaga kemampuan seseorang untuk menikmati hidup sehingga tercapainya keseimbangan antara aktivitas hidup, tanggung jawab, dan upaya mencapai ketahanan psikologis.
Advertisement
Baca Juga
Sadar akan pentingnya kesehatan mental, psikolog Jennyfer, M. Psi., cukup gencar dalam menyebarkan kepedulian terhadap kesehatan mental. Kepedulian Jennyfer diawali dari lingkungan sekitarnya, yang mana kesehatan mental dianggap sebagai hal sepele. Bahkan kesehatan mental dinilai tabu karena adanya stigma negatif kepada mereka yang mencari pertolongan ke psikolog.
"Tubuh dan pikiran itu satu kesatuan. Ketika tubuh lelah dan sakit, akan mempengaruhi pikiran kita sehingga sulit untuk berpikir secara jernih. Begitupula sebaliknya, ketika pikiran kita sedang kacau/banyak pikiran juga akan mempengaruhi fisik kita. Artinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jadi, alangkah baiknya jika bisa menyeimbangkan kesehatan fisik maupun mental." tutur Jennyfer melalui pernyataan tertulisnya.
"Oleh karena itu, jika ingin memiliki kualitas hidup yang lebih baik lagi, kesehatan mental tidak bisa disepelekan, lanjutnya
Jennyfer sadar betul bahwa setiap orang memiliki risiko terkena gangguan kesehatan mental, tidak peduli usia, jenis kelamin, pendapatan, atau etnis mereka.
Namun, adanya stigma negatif di masyarakat diakui Jennyfer menjadi hambatan besar bagi penyintas untuk mendapatkan pertolongan yang layak. Hal tersebut menjadi salah satu faktor mengapa banyak penyintas terlantarkan oleh keluarganya dan tidak memiliki tempat tinggal.
"Usai menjalani dan mendalami bidang psikologi, saya mulai paham, bukan hanya orang di sekitar saya yang punya pemikiran seperti itu, namun ternyata cukup banyak masyarakat yang masih memiliki stigma negatif ini. Hal ini membuat saya mulai memikirkan cara agar masyarakat lebih menyadari bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik," terang pemilik akunInstagram @jen.psikolog ini.
Berbagai cara pun dilakukan Jennyfer untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan mental. Mulai dari membuat kampanye menyebarkan kepedulian kesehatan mental melalui media sosial, berkolaborasi dengan public figure, membuat konten yang berhubungan dengan psikologi dan dikemas dengan menarik di media sosial, serta aktif ikut serta menjadi pembicara dari kampus ke kampus maupun komunitas.
Di sisi lain, setiap orang berharga dan berhak untuk bahagia, produktif, dan menjadi pribadi yang lebih positif. Oleh karena itu, melalui cara ini diharapkan dapat mengedukasi dan menjaring lebih luas masyarakat untuk memahami pentingnya kesehatan mental. Meski tidak instan, Jennyfer yakin adanya keinginan serta komitmen untuk berubah dan menerapkan dalam bentuk tindakan, akan ada harapan untuk perubahan dalam hidup.
"Saya juga ingin mengajak masyarakat turut menyebarkan pentingnya kesehatan mental, serta mulai lebih peka terhadap orang terdekat yang memiliki gangguan kesehatan mental. Agar sama-sama saling belajar untuk menangani masalah kesehatan mental dengan benar. Diharapkan masyarakat untuk tidak perlu takut lagi dalam mencari tenaga profesional jika memang dibutuhkan.
"Diharapkan melalui profesi saya sebagai psikolog dapat membantu kepada yang membutuhkan dalam mengindentifikasi masalah yang sedang dihadapi, mencari akar permasalahan, serta memberikan solusi yang tepat. Sehingga, dengan begitu, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dan lebih kuat dalam menghadapi problema kehidupan," tutupnya.