Sukses

Dari Lokal untuk Lokal, Prinsip Penting Dukung UMKM dan Pengrajin di Masa Krisis

Di samping, para pengrajin dan pelaku UMKM juga harus terus adaptif dalam menciptakan maupun memasarkan produk mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Situasi tak menentu selama pandemi berimbas pada banyak aspek dalam dunia mode, mulai dari praktisi, hingga brand ternama. Terlebih bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan pengrajin lokal yang kurang menguasai strategi bisnis demi bertahan di masa krisis.

Metode bisnis kurang jitu membuat banyak pengusaha kecil terpaksa menutup usaha mereka saat pandemi. Oleh karena itu, peran komunitas sangat penting untuk membantu UMKM dan para pengrajin lokal agar tetap dapat menjalankan usaha dengan perencanaan lebih matang.

Didiet Maulana, Desainer dan Creative Director IKAT Indonesia, mengatakan bahwa inilah saat yang tepat bagi praktisi dan pegiat fesyen bersama-sama turun tangan membantu UMKM dan para pengrajin lokal. Misal, dengan mempromosikan karya-karya mereka melalui media sosial atau ke lingkungan sosial masing-masing.

“Kita harus bahu-membahu. Pemerintah sudah gencar dengan hashtag #BanggaBuatanIndonesia, ini satu program yang bagus banget, di mana kita tak cuman beli produk Indonesia, tapi juga membantu para UMKM,” kata Didiet dalam talkshow Nusantara Fashion Festival (NUFF) 2020 berjudul "Marketing Strategy for Indonesian MSMEs and Craftsmen", Sabtu (29/8/2020).

Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Didiet pun memberi sejumlah pelatihan pada pengrajin lokal yang tinggal di pedesaan. Baginya, UMKM dan pengrajin perlu mendigitalisasikan produk mereka agar bisa tetap bertahan.

“Kita akan memberi inspirasi pada mereka. Tim Dekranas biasanya mengadakan pelatihan bagi pengrajin Indonesia, kasih tahu cara mendigitalkan dagangannya atau menjual lewat marketplace,” ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Dari Lokal untuk Lokal

Bersama Dekranasda tingkat daerah, kementrian, dan pihak e-commerce, saat ini pelatihan terus dilakukan pada para pengrajin lokal dan UMKM, walau secara virtual. Dimulai dengan pelatihan cara berpikir, standarisasi dan peningkatan kualitas, hingga pemasaran digita.

Didiet mengungkapkan antusiasme pengrajin juga sangat tinggi. “Yang dibutuhkan mereka adalah perhatian. Jika ada support system atau security, mereka akan lebih percaya diri dan tidak lagi khawatir untuk terus berkarya. Sekarang saatnya lokal bantu lokal, mending kita support yang ada di Indonesia dulu demi kesejahteraan pengrajin Indonesia,” ucapnya.

Selain itu, Didiet juga menyinggung tentang pentingnya menghasilkan karya yang adaptif terhadap kebutuhan pasar saat ini. Masyarakat sekarang cenderung memilih produk yang berhubungan dengan kesehatan. Maka, pengrajin perlu membuat karya yang benar-benar dibutuhkan, seperti masker kain, jaket, atau tas ramah lingkungan.

"Bisa juga pakai sistem PO (pre-order), sehingga energi dan modal yang dikeluarkan bisa diestimasikan dan tidak rugi,” ungkapnya.

Dari lokal kembali ke lokal, gambaran yang tepat tentang pentingnya masyarakat untuk turut mendukung produk-produk tanah air. Dukungan itu dapat dimulai dengan membeli, menggunakan, dan mempromosikan karya-karya hasil buatan anak negeri. (Brigitta Valencia Bellion)