Liputan6.com, Jakarta Gianyar sedang memperkuat posisi mereka di industri ekonomi kreatif. Program BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman) juga Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi pada Senin (31/8) diharapkan bisa menaikkan Daya Tarik Wisata (DTW) Gianyar.
Kegiatan ini berlokasi di Tegallalang, Gianyar, Bali. Porsi besar DTW Gianyar akan diberikan kepada subsektor ekonomi kreatif Seni Pertunjukan yang ditopang Kriya dan Kuliner.
Baca Juga
"Kami terus mengoptimalkan posisi ekonomi kreatif DTW Gianyar. Tujuannya, untuk mendukung lini pariwisata agar semakin optimal menarik kunjungan wisatawan. Mendorong ekonomi kreatif juga jadi cara untuk menaikan kualitas pariwisata Gianyar secara menyeluruh," kata Kadispar Gianyar Anak Agung Gde Putrawan seperti rilis yang diterima media.
Advertisement
Menguatkan lini ekonomi kreatif, DTW Gianyar ini memiliki 3 konten prioritas dari 16 subsektor. Konten ekonomi kreatif unggulannya terdiri dari, Seni Pertunjukan, Kriya, dan Kuliner.
Dari komposisi tersebut, DTW Gianyar menempatkan Seni Pertunjukan sebagai lokomatif utamanya. Sebab, Gianyar memiliki beragam seni budaya khas. Adapun status Seni Kriya dan Kuliner berperan sebagai pengungkitnya.
"Ada banyak potensi dari subsektor ekonomi kreatif di DTW Gianyar. Namun, yang berstatus unggulan itu hanya 3. Dan, kami tempatkan Seni Pertunjukan sebagai yang paling utama dari 2 lainnya. Kami tetap yakin, Seni Pertunjukan masih efektif untuk menarik kunjunagn wisatawan. Apalagi, potensinya di sini sangatlah luar biasa," ujar Anak Agung.
Â
Â
Kantong Seni
Didukung 7 kecamatan, DTW Gianyar memiliki kantong-kantong seni dan budaya merata pada seluruh wilayahnya. Hingga Mei 2019, Gianyar didukung oleh 3.441 Sekaa dan Sanggar Seni Pertunjukan yang aktif. Komposinya ada Kelompok Seni Wali (Sakral dan Religius), Seni Bebali (Seremonial dan religius), juga Seni Balih Balihan.
Seni Balih Balihan mencakup klasik/tradisional, modern, hingga kesenian wisata. Lebih lanjut, Gianyar memiliki beragam warna seni dan budaya yang khas. Sebut saja, tradisi Mesbes Bangke, Ngerebeg, Mempantigan, Siat Yeh, dan Mepeed.
Ada juga berupa Tradisi Ngedeblag, Meketekan, Maedeng, Siat Sampian, juga Mesabatan Api. Gianyar juga memiliki Tari Sang Hyang Jaran yang diakui Unesco, selain Tari Sekar Pucuk yang menjadi salah satu identitas daerahnya.
"Selain alam, seni budaya yang dimiliki DTW Gianyar memang beragam dan eksotis. Sangat wajar bila Gianyar masuk dalam 10 kota kreatif. Sebab, masyarakat di sana kreatif dan produktif dalam melahirkan karya yang menginspirasi. Dunia bahkan mengakuinya. Ini tentu jadi potensi pariwisata yang bagus," kata Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya.
Terhitung sejak Oktober 2019, Gianyar memang menjadi member 10 Kabupaten/Kota Kreatif Nasional dengan kekuatan Daya Tarik Global. Selain Seni Pertunjukan, Gianyar juga menawarkan sisi eksotis dari Seni Kriyanya.
Gianyar juga ditetapkan sebagai Kota Kerajinan Dunia oleh World Craft Council Asia Pacific Region. Sebab, mereka memiliki ciri khas unik dan jumlah sebarannya pengrajinnya besar.
Advertisement
Industri Kerajinan
Â
Hingga akhir 2018, DTW Gianyar total memiliki 36.890 unit industri kerajinan. Industri kreatif kerajinan ini bahkan mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi 81.946 orang.
Komposisi produk kreatif yang dihasilkannya sangatlah beragam. Ada kerajinan kayu, emas dan perak, endek atau tenun, bambu, kulit, hingga pangan. Wisnu menambahkan, Gianyar menjadi destinasi wisata lengkap.
"Potensi pariwisata Gianyar secara menyeluruh luar biasa. DTW ini menjadi situs besar budaya bahkan peradaban manusia. Semua bentuk karya kreatif ada di sana, seperti kerajinan dengan ragam lengkap. Kami rekomendasikan Gianyar sebagai spot terbaik berlibur bagi wisatawan dunia," kata Wisnu.