Liputan6.com, Jakarta - China menyatakan belum siap untuk menerima kembali kedatangan turis asing. Seorang pejabat senior Kedutaan Besar China di Bangkok, Thailand, Yang Xin menyebut meski wisata domestik sudah diaktifkan kembali, Tiongkok belum siap membuka perbatasannya bagi turis asing. Bersamaan dengan itu, negara Tirai Bambu itu belum mengizinkan warga negaranya untuk bepergian ke luar negeri.
Dikutip dari The Thaiger, Selasa (8/9/2020), pada masa normal, turis China yang datang ke Thailand mencapai 10 juta orang, atau sekitar seperempat dari total wisatawan mancanegara yang datang ke negeri itu per tahunnya. Namun, situasi pandemi yang tidak memungkinkan jaminan penuh bepergian aman, Thailand kini juga menutup perbatasannya untuk kedatangan turis asing dalam waktu dekat.
Advertisement
Baca Juga
Bukan berarti Thailand tidak berniat memulihkan sektor usaha yang menjadi penyumbang devisa utama negeri itu. Beberapa waktu lalu sempat diluncurkan rencana menjadikan Phuket sebagai lokasi program uji coba untuk menerima kembali turis asing dengan sejumlah persyaratan ketat.
Rencana tersebut terlihat bisa dilakukan. Tetapi, pemerintah kemudian membatalkannya setelah temuan kasus transmisi Covid-19 lokal perdana di Thailand selama lebih dari tiga bulan terakhir.Â
Meski begitu, Thailand dan China membuka kembali akses bagi para pebisnis dan sejumlah kategori tertentu untuk bepergian. Di Tiongkok, mereka yang diizinkan untuk bepergian tidak perlu mengkarantina diri selama 14 hari. Hanya saja, lokasi yang bisa dikunjungi di Tiongkok dibatasi.
Yang mengatakan Tiongkok saat ini berusaha mengontrol virus yang telah menyebabkan kematian nyaris 900 ribu rang di seluruh dunia itu. Sekolah-sekolah juga dibuka kembali setelah ditutup berbulan-bulan.Â
Dia menambahkan bahwa negaranya tidak lagi menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini, melainkan berkonsentrasi pada pasar tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja, serta meningkatkan standar hidup warga. Seperti Thailand, sejumlah paket stimulus diberikan pemerintah China untuk membantu UMKM.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Thailand Menderita
Sementara itu, penutupan akses bagi kedatangan turis internasional menyiksa para pelaku industri pariwisata di Thailand, khususnya Phuket. Destinasi yang terkenal dengan pantainya itu tak mampu bertahan bila hanya mengandalkan kedatangan turis domestik.
Menurut data Bandara Thailand, jumlah penumpang yang tiba di Thailand menurun hingga 65 persen pada periode Januari--Juli 2020. Dampaknya, 86 ribu kamar yang berada di Phuket tak terisi sehingga pengusaha tak mungkin bisa menutup biaya operasional. Lebih jauh, sekitar 50 ribu orang akan kehilangan pekerjaan di sektor perhotelan bila tidak ada dukungan yang nyata atau kedatangan turis asing dalam waktu dekat.
Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan adalah penerapan program Karantina Wilayah Lokal Alternatif yang diikuti lebih dari 60 properti. Program tersebut merupakan perpanjangan dari program serupa di Bangkok.
Namun mengingat tidak ada penerbangan internasional langsung ke Phuket, pemerintah memerlukan dukungan lebih besar demi mengembalikan turis asing di level lokal dan mengimplementasikan koordinasi antar-kementerian sebelum bisa dilaksanakan. Hal itu memerlukan waktu berbulan-bulan.
"Hitungan matematis jelas tak bekerja dengan tingkat hunian berada di single-digit seperti dalam laporan. Tidak ada permintaan lokal yang dapat mencegah kehilangan pekerjaan secara dramatis dan krisis finansial yang terjadi dengan cepat bagi pemilik maupun operator. Kami sangat mendukung rencana pembukaan kembali bagi turis asing yang aman, pragmatis dan strategis," kata Anthony Lark, President Asosiasi Perhotelan Phuket yang mewakili 78 hotel di sana.
Advertisement