Liputan6.com, Jakarta - Dunia seorang remaja Imogen Robinson seolah runtuh seketika. Di usianya yang masih belasan tahun, ia harus menerima fakta penemuan tumor langka bersemayan menggerogoti organ tubuhnya. Kendati, malang yang menimpa tak membuatnya serta-merta putus asa.
Sebelum operasi pengangkatan tumor, Imogen harus lebih dulu menjalani kemoterapi. Mengutip laman The Sun, Minggu, 6 September 2020, ibunda Imogen, Jenny, menceritakan keberanian putrinya berjuang melawan penyakitnya. Dalam prosesnya, remaja asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab ini bahkan membantu pasien pengidap kanker untuk selalu berpikir positif agar lekas sembuh.
Advertisement
Baca Juga
"Saya masih jelas mengingat Imogen terbaring di sana. Awalnya ia diperiksa dokter anak. Namun, sang dokter kemudian meninggalkan ruangan dan kembali dengan dua dokter lain. Kami dapat mendengar mereka mengatakan sesuatu tentang kista," kenang Jenny.
"Dokter menjelaskan bahwa massa besar menutupi salah satu ovariumnya, dan apakah kami ingin mengangkat tuba falopi kanan dan ovarium yang pada dasarnya hanyalah bagian dari apa yang sekarang mereka gambarkan sebagai tumor," sambungnya.
Akhirnya, pihak keluarga memutuskan untuk membiarkan dokter mengambil setengah ovarium sisi kanan Imogen agar tumor itu keluar dari tubuh sang putri. Ayah Imogen, Jeremy, mengatakan bahwa ia membawa buah hatinya untuk diperiksa setelah operasi.
Kala itu, ia diberitahu ahli bedah anak bahwa tumor di tubuh Imogen berujung jadi kanker. Padahal, kanker ovarium sangat jarang menyerang anak-anak.Â
"Saya ingin melanjutkan hidup. Saya tidak ingin kondisi ini mengganggu saya atau kembali bertahun-tahun kemudian. Saya tahu saya akan sakit dan mulai kehilangan rambut. Jadi, itu adalah pilihan yang sangat sulit," kata Imogen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Semangat untuk Sembuh
Di tengah kondisi mengenyahkan kanker sepenuhnya dari tubuh, Imogen tak mengesampingkan kewajiban sebagai pelajar. Program belajar jarak jauh pun dilakukan di rumah sakit kala itu.
"Saya tidak bisa keluar dari kamar rumah sakit. Selalu tidur atau pusing dan tidak merasa normal," kenang Imogen. "Saya terjebak antara rumah dan rumah sakit, bahkan ketika keadaan mulai membaik karena kekebalan tubuh saya sangat rendah. Itu menjengkelkan dan membuat frustrasi, tapi saya harus berjuang."
Setelah menjalankan kemoterapi, rambut Imogen lama-lama rontok hingga habis sama sekali.
"Saya tidak berpikir saya terlihat cantik. Saya terlihat seperti anak laki-laki, dan saya pikir saya terlihat sama sekali tak menarik ketika benar-benar botak. Makanya saya mulai memulas riasan warna-warni yang tebal untuk membuat diri saya merasa lebih baik," imbuh Imogen.
Makeup kreasinya inilah yang jadi salah satu dorongan Imogen tetap merasa cantik dan mengapresiasi diri, terlepas dari berbagai situasi menantang di depan. Dalam sederet unggahan di akun Instagram-nya, tampak sejumlah potret kreasinya.
Sekali Imogen bermain aman dengan warna-warna segar seperti merah muda. Namun di waktu lain, ia bisa dengan berani memulas eyeshadow biru selaras dengan lipstiknya. (Vriskey Herdiyani)
Advertisement