Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video menampilkan pria berseragam petugas karyawan sebuah minimarket mendadak viral. Dalam video tersebut, si lelaki beraksi menyambut para pendaki Gunung Gede bak karyawan minimarket menyapa calon konsumennya.
Video tersebut pertama kali diunggah pemilik akun Instagram Bagus Rahmat Riadi. Ia berlagak menawarkan beragam camilan sambil menyebutkan sapaan khas minimarket dimaksud.
Advertisement
Baca Juga
"Selamat datang di Indomaret, selamat berbelanja," ucapnya sambil tersenyum lebar dalam video yang diunggah pada Minggu, 6 September 2020.
Posisi Bagus yang berada di sisi jalan setapak membuat siapa pun tak bisa menghindar dari sapaannya. Begitu pula para pendaki yang hendak menuju puncak Gunung Gede. Sempat kebingungan, mereka yang disapa mau tak mau balas tersenyum menanggapi tingkah Bagus.
"Urat malu udah nggak karuan kemana dah. Yang pentiing blusukan dulu sampai atas, laku dulu barangan dagangan huahh," tulis akun Instagram @bagusrahmatriadi. Unggahan itu spontan dibanjiri komentar warganet.
Dalam foto lain yang diunggahnya, Bagus ternyata tak mendaki Gunung Gede seorang diri. Ia berpose bareng dua teman lainnya yang mengenakan seragam berbeda, seorang memakai jaket sopir ojek online, lainnya berbalut seragam kurir pengantar barang. Saat dihubungi via pesan Instagram, Bagus mengaku aksinya itu murni keisengan belaka.
"Saya kebetulan dulu pernah kerja di Indomaret. Teman saya juga ada yang (kerja) di Gojek dan J&T. Niatnya memang mau foto aja, tapi kebetulan saya orangnya suka menghibur, jadi mendadak saja saya bawa stok makanan saya dan memeragakannya seperti dulu kerja di Indomaret," tutur Bagus kepada Liputan6.com, Selasa, 8 September 2020.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Rindu Masa Normal
Bagus mengaku pendakian ke Gunung Gede terjadi pada akhir Agustus lalu. Bersama kerabatnya, mereka menginap semalam di puncak gunung dengan mendirikan tenda seperti biasa.
Ia mengaku pendakian tersebut menjadi yang perdana setelah berbulan-bulan tak naik gunung karena pandemi Covid-19. Gunung Gede dipilih lantaran jaraknya dekat dari rumah dan biaya yang dibutuhkan relatif murah.
"Ini pendakian kedua saya di Gunung Gede karena sudah lumayan hafal trek-trek mendakinya juga," jelasnya.
Dilakukan di tengah masa pandemi, pendakian pun dilakukan dengan suasana berbeda. Bagus mengaku rindu suasana pendakian sebelum Covid-19 muncul.
"Di masa sebelum pandemi kita bisa bercanda bareng, tawa bareng, berjalan berdekatan tanpa mengkhawatirkan social distancing seperti saat ini. Rindu akan masa normal lagi," imbuhnya.
Advertisement
Penerapan Protokol Kesehatan Lemah
Di masa pandemi, protokol kesehatan wajib ditaati demi kesehatan dan keselamatan bersama. Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) menjabarkan beberapa aturan baru terkait pendakian di masa adaptasi kebiasaan baru, seperti memakai masker, kewajiban menjaga jarak, membawa hand sanitizer, dan kewajiban menyerahkan surat bebas Covid-19 dengan menunjukkan hasil tes usap PCR atau rapid test.
Namun, fakta di lapangan ternyata tak semua pendaki mematuhinya. Terlihat contohnya dalam video yang diunggah Bagus. Mulai dari pendakian hingga santai berkemping, nyaris tak terlihat pendaki yang mengenakan masker.
"Kami selalu pakai (masker), hanya lepas sementara ketika membuat video, ditambah baru sampai atas itu ngos-ngosan juga," katanya beralasan.
"Tapi kami sudah prepare masker dan sudah siap (cadangan) di kantong juga. Sebelum naik sudah diharuskan persiapan untuk surat kesehatan, masker, dan lainnya juga," imbuhnya. (Brigitta Valencia Bellion)