Sukses

Antusias Mengajar Kelas Menulis, Dee Lestari Lupa Makan dan Berat Badan Turun

Para peserta dari kelas menulis Dee Lestari yang membangun komunitas dan menulis 30 cerita pendek yang terinspirasi dari pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Selama berbulan-bulan harus lebih banyak berada di rumah karena pandemi membuat kita memilih untuk mengutuki rasa bosan karena waktu luang yang melimpah atau justru mengembangkan diri dan berkarya lewat webinar dan pelatihan online yang begitu banyak. Salah satunya adalah kelas menulis.

Dee Lestari, penulis, penyanyi sekaligus penulis lagu, untuk pertama kalinya mengadakan kelas pelatihan menulis secara online. Lebih kurang 1.000 orang dari berbagai latar belakang usia dan profesi mengikuti pelatihan dalam tiga gelombang. Dee menamakan kelasnya dengan Kaizen Writing Workshop.

Bertepatan dengan Hari Aksara Internasional pada Selasa, 8 Sepember 2020, 27 penulis dari peserta pelatihan meluncurkan karya antologi mereka yang berjudul Cerita Saat Jeda: Kumpulan Rasa Saat Pandemi Mengimpit. Para peserta dari kelas kepenulisan Dee Lestari yang membangun komunitas Semut Merah Kaizen menulis 30 cerita pendek fiksi dan nonfiksi yang terinspirasi dari pandemi COVID-19.

Proses penulisan, editing dan percetakan hanya memakan waktu sekitar 2,5 bulan. Buku tersebut sudah terjual lebih dari 700 eksemplar dalam waktu singkat. Sebagai pengajar, Dee Lestari merasa takjub sekaligus bangga dengan pencapaian tersebut.

"Ini benar-benar luar biasa, saya bahagia, terharu dan bangga juga, apalagi buku ini dikerjakan secara bersama-sama dan tidak sporadis. Sebagai pengajar, ini adalah salah satu hadiah terbesar yang bisa saya peroleh," ucap Dee dalam peluncuran virtual buku 'Cerita Tanpa Jeda', Selasa, 8 September 2020.

Format penulisan yang dibebaskan di dalam buku diakui Dee Lestari menjadi nilai plus. Hasil akhir tulisan di dalam buku pun cukup bervariasi.

"Topiknya sangat relevan, kita semua pernah dan masih mengalaminya, rasanya menarik untuk disimak. Apa sih hal-hal yang bisa dipikirkan di masa pandemi, masa yang sangat unik ini dan cerita-ceritanya sangat relatable dengan masa sekarang," tutur wanita yang mendapat sebutan Bu RT dari para peserta kelasnya itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Mengajar Bukan Hal Mudah

Meski sudah berpengalaman menulis dan membuat banyak karya, Dee mengakui mengajar bukanlah hal yang mudah. Ia harus mengatasi mental block sebagai pengajar, khususnya belajar berbagi ilmu.

"Jadi, saya harus membuat ilmu pengajaran saya jadi lebih sistematis supaya lebih mudah dimengerti dan dijalankan. Saking semangatnya mengajar, saya kadang sampai lupa makan dan berat badan saya sempat turun," ujar Dee sambil tertawa.

"Saya lupa turun berapa kilogram, yang jelas saya sempat kirim foto timbangan berat badan saya ke grup kelas saya. Eh tapi mereka malah banyak yang kirim makanan, ya saya jadi banyak makan lagi dan berat badan naik lagi," sambungnya.

Penulis yang baru saja merilis buku bertajuk Rantai Tak Putus ini mengungkapkan akan membuka kelas menulis lagi di tahun ini. "Rencananya November karena sekarang saya lagi menyelesaikan manuskrip, jadi kemungkinan dua bulan lagi saya akan buka kelas dan itu jadi batch terakhir di tahun ini," tutup Dee Lestari.