Liputan6.com, Jakarta - Di antara sederet tumpukan busana yang Anda miliki, apakah turtleneck berada di dalamnya? Kaus berkerah tinggi itu memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya jadi basic fashion item yang dikenakan oleh banyak perempuan ternama di dunia.Â
Siapa yang menyangka bila turtleneck awalnya adalah seragam para atlet? Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Senin, 14 September 2020, turtleneck merupakan seragam pertandingan para atlet polo pada 1980. Pemakainya kemudian meluas ke kalangan pria kelas pekerja pada abad ke-19 di dunia Barat.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, bagaimana turtleneck diadopsi oleh para perempuan? Hal itu dimulai lewat kemunculan karakter fiksi Gibson Girl karya seniman Charles Dana Gibson pada akhir abad 19. Gibson Girl digambarkan sebagai ikon perempuan ideal yang atraktif, aktif, dan independen. Karakter itu diperlihatkan lewat ilustrasi wajah perempuan yang mengenakan high neckline.
Turtleneck semakin populer setelah dipakai para artis sensual semacam Marilyn Monroe dan Jayne Mansfield. Tetapi, aura turtleneck menjadi berbeda saat dikenakan Audrey Hepburn dalam film Funny Face pada 1957. Aktris kelahiran Belgia itu memerankan tokoh perempuan yang enerjik dan punya misi akademis meski memutuskan berkarier sebagai model di Paris.
"I am different," ucap karakter yang diperankan Audrey saat menjelaskan alasannya mengenakan turtleneck. Bahkan hingga masa tuanya, pemeran film Breakfast at Tiffany's itu masih terlihat memakai turtleneck saat menghadiri jumpa pers sebagai salah satu duta Unicef pada 1992.
Turtleneck juga lekat pada sosok Jackie O. Mantan ibu negara Amerika Serikat itu sempat terlihat mengenakan turtleneck saat bersepeda mengelilingi Central Park. Momen itu terjadi setelah lima tahun kepergian suaminya karena ditembak di tengah kunjungan dinas ke Dallas, Texas, pada 22 November 1963.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sangat Dinamis
Turtleneck membuktikan diri sebagai item fesyen yang timeless. Dipadukan dengan banyak gaya, tetaplah menawan. Busana itu mampu memancarkan kesan elegan dan kuat dari pemakainya, termasuk para aktivis perempuan di era 70-an hingga politikus perempuan di era sekarang.
Salah satunya adalah Alexandria Ocasio-Cortez, politikus asal Amerika Serikat berusia 30 tahun. Ia mengenakan turtleneck saat menyampaikan persoalan penanganan corona di distrik yang diwakilinya, yaitu Bronx dan Queens.Â
Kesederhanaan model turtleneck juga menarik perhatian para perancang fesyen dunia, dari Jil Sander, Phoebe Philo, hingga Victoria Beckham. Mereka kerap tampil di penutup show hanya dengan memadukan item tersebut dengan celana panjang saja. Jil dan Phoebe bahkan menjadikan turtleneck sebagai busana kerja hingga di acara resmi seperti jumpa pers.
Bagaimana dengan perempuan di Indonesia? Sederet nama terlihat sering mengenakannya, seperti Najwa Shihab dan Mira Lesmana. Terkait hal itu pula, Uniqlo meluncurkan kampanye terbaru bertajuk "Woman In Progress" untuk merayakan kepiawaian turtleneck sebagai simbol dari perempuan kuat, percaya diri, passionate, berani, dan nyaman dengan dirinya sendiri. Selain Najwa dan Mira, bergabung pula Adinia Wirasti dan Cinta Laura.Â
"Turtleneck juga dijadikan simbol untuk menyuarakan progress setiap insan tersebut yang memiliki pengaruh luas lewat bakat dan pencapaian, juga dipastikan menjadi tren sepanjang tahun 2020. Tahun dari pembuktian kapasitas seluruh lapisan society, to strive and be happy," demikian pernyataan rilis tersebut.
Advertisement